10 Negara dengan Kekuatan Udara Terbesar di Dunia
Jakarta, PANGKEP NEWS Indonesia – Di tengah meningkatnya ketegangan internasional dan persaingan antar kekuatan besar, kemampuan udara menjadi salah satu indikator paling strategis dalam lanskap pertahanan militer saat ini. Bukan hanya tentang jumlah pesawat, tetapi juga mencakup daya jangkau, kemampuan tempur, dan kecepatan mobilisasi.
Laporan World Population Review tahun 2025 menunjukkan bahwa peta kekuatan udara dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat, namun negara-negara Asia mulai menunjukkan kekuatannya. China, India, Korea Selatan, hingga Pakistan kini berada di jajaran 10 besar, berdampingan dengan negara-negara kuat lainnya seperti Rusia, Jepang, dan Italia.
Dengan hampir 14.500 unit pesawat militer, Amerika Serikat melampaui negara lain secara signifikan. Angka ini terdiri dari berbagai jenis pesawat, mulai dari jet tempur F-22 Raptor hingga pembom strategis B-2 Spirit, pesawat pengintai, serta pesawat logistik.
Dominasi ini menunjukkan bahwa kekuatan udara masih menjadi pilar utama kekuatan global Washington, bukan hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk memperluas pengaruh di berbagai belahan dunia.
Rusia berada di posisi kedua dengan 4.182 pesawat militer. Meski ekonominya terkena sanksi, kekuatan udaranya tetap sangat diperhitungkan, terutama karena fokus pada pesawat tempur dan pembom berat.
China, dengan 3.304 pesawat, mencerminkan ambisi Negeri Tirai Bambu untuk tidak hanya mengejar ekonomi dunia, tetapi juga kekuatan militer global. Dari latihan bersama hingga pembangunan pangkalan luar negeri, Beijing menyadari bahwa dominasi udara adalah kunci strategi di kawasan Indo-Pasifik.
India naik ke peringkat keempat dunia, menggeser Jepang, dengan 2.296 pesawat militer. Langkah modernisasi besar-besaran, mulai dari akuisisi jet Rafale buatan Prancis hingga pengembangan armada lokal seperti HAL Tejas, menjadi penanda keseriusan New Delhi dalam menjaga kedaulatan dan bersaing dengan tetangganya, China.
Jepang dan Korea Selatan, sebagai sekutu Amerika Serikat, juga menunjukkan angka kekuatan udara yang signifikan yang menopang ketegangan di Semenanjung Korea maupun Laut China Timur.
Kehadiran Mesir, Turki, dan Italia dalam 10 besar menunjukkan bahwa kekuatan udara tidak selalu ditentukan oleh PDB atau lokasi geografis. Mesir, misalnya, banyak membangun kekuatan udaranya melalui akuisisi dari Rusia dan Prancis, sementara Turki menyeimbangkan produksi dalam negeri seperti drone Bayraktar dengan pembelian dari NATO.
PANGKEP NEWS Indonesia Research