Dua Tahun Lagi, Masyarakat Minang Akan Memiliki Pembangkit Listrik Panas Bumi
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menargetkan bahwa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh dengan kapasitas 88 Mega Watt (MW) di Solok Selatan, Sumatera Barat, dapat memulai operasi komersialnya pada 2027.
Target ini menyusul penandatanganan tahap kepastian pendanaan atau financial close untuk proyek tersebut antara PT Supreme Energy Muara Laboh (PT SEML) sebagai pemilik proyek dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Proyek ini diperkirakan memerlukan investasi sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 8,2 triliun.
“Proyek ini memiliki kapasitas 88 MW, dengan nilai investasi mendekati 500 juta USD. PLTP Muara Laboh diharapkan beroperasi pada tahun 2027,” ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Menurut Airlangga, pendanaan untuk PLTP Muara Laboh unit 2 oleh JBIC merupakan bagian dari komitmen kerja sama antara Indonesia dan Jepang terkait transisi energi melalui inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC).
Selain PLTP Muara Laboh, Airlangga juga mengungkapkan bahwa sejumlah proyek lain telah dimasukkan dalam kategori pertama kerja sama Indonesia-Jepang di bawah AZEC. Beberapa proyek ini termasuk Proyek waste-to-energy Legok Nangka, Pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan PLTP Sarulla serta proyek transmisi listrik dari Jawa ke Sumatera.
“Beberapa proyek lain yang sudah masuk dalam kategori pertama meliputi Legok Nangka waste-to-energy, Sustainable Aviation Fuel, dan PLTP Sarulla, serta proyek transmisi dari Jawa ke Sumatera. Diharapkan proyek-proyek ini dapat memasuki tahap komersial dan kunjungan mantan Perdana Menteri menegaskan komitmen kuat Indonesia dan Jepang untuk bekerja sama dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan dan rendah karbon,” kata Airlangga.