AS dan Inggris Gabungkan Kekuatan Militer, Lancarkan Serangan di Wilayah Arab
Jakarta – Pasukan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris secara resmi memulai operasi militer untuk menyerang kelompok Houthi, penguasa di Yaman, pada Rabu (30/4/2025).
Operasi ini dilancarkan oleh AS dan Inggris karena kelompok yang didukung oleh Iran tersebut terus memberikan ancaman kepada kapal-kapal dagang yang melewati Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza dan kelompok milisi Hamas.
Menurut pernyataan dari pihak Inggris, serangan ini ditujukan pada sejumlah bangunan yang terletak sekitar 15 mil (24 km) di selatan ibukota Yaman, Sanaa. Bangunan tersebut diidentifikasi oleh intelijen dari London dan Washington sebagai lokasi pembuatan pesawat nirawak yang digunakan untuk menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden.
“Serangan dilakukan setelah malam tiba, ketika kemungkinan adanya warga sipil di sekitar lokasi berkurang. Pesawat kami kembali dengan selamat,” kata Pemerintah Inggris sebagaimana disampaikan kepada PANGKEP NEWS.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah memerintahkan peningkatan serangan AS di Yaman bulan lalu. Pemerintahannya menegaskan akan terus menyerang kelompok Houthi yang didukung oleh Iran hingga mereka berhenti menyerang jalur pengiriman di Laut Merah.
Stasiun televisi yang dikelola oleh Houthi melaporkan bahwa serangan udara AS pada hari Senin menewaskan 68 orang setelah mengenai pusat penahanan migran Afrika di Yaman.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang meminta tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa militer AS menyadari adanya laporan korban sipil dan sedang melakukan penilaian.
Ancaman yang Tak Terhenti
Serangan ini terjadi setelah Houthi mengeluarkan ancaman terhadap kapal-kapal dagang yang ingin melintasi wilayah Laut Merah. Mereka menekankan ancaman ini terutama terhadap kapal-kapal yang terkait dengan perusahaan-perusahaan AS yang dikenai sanksi oleh kelompok tersebut.
Ancaman ini terutama ditujukan kepada kapal-kapal yang mengangkut persenjataan dari AS menuju Israel melalui Laut Merah atau Samudra Hindia.
“Hubungan semacam ini akan membuat perusahaan dan armada Anda terkena sanksi, dan jika perusahaan Anda tercantum dalam daftar sanksi, armadanya akan dilarang melintasi Laut Merah, Selat Bab al-Mandab, Teluk Aden, Laut Arab, dan Samudra Hindia,” demikian pernyataan dari lembaga Houthi, HOCC, yang disampaikan kepada PANGKEP NEWS.
Kelompok Houthi di Yaman telah melakukan ratusan serangan rudal terhadap kapal-kapal, yang meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, serta mengganggu jalur maritim penting di Laut Merah sejak pecahnya konflik Gaza pada Oktober 2023.
Pekan lalu, HOCC yang berafiliasi dengan Houthi memberlakukan sanksi terhadap 15 perusahaan manufaktur senjata AS dengan alasan pasokan senjata mereka ke Israel yang dianggap terkait dengan kejahatan perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Kelompok yang dikenai sanksi dianggap sebagai “musuh” dan dapat dihadapi dengan kekerasan. Ini termasuk perusahaan pelayaran, maskapai penerbangan, pelabuhan, serta perusahaan di sektor energi.
Daftar tersebut mencakup Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Boeing, di antara perusahaan besar lainnya yang mengkhususkan diri dalam sistem rudal, kendaraan militer, teknologi satelit, dan elektronik canggih. Perusahaan-perusahaan ini sebelumnya telah mendapat kritik dari organisasi hak asasi manusia karena peran potensial mereka dalam memicu konflik dan krisis kemanusiaan di Yaman.