Jakarta, PANGKEP NEWS

Setiap tahun, tanggal 21 April diperingati untuk mengenang jasa Kartini sebagai simbol pemberdayaan perempuan. Semangat ini tercermin dari perjalanan tiga pendiri Luxxe Studio, Sabila Anjani Syahrul, Meutia Tasla Syahrul dan Cella Chintania, yang sejak 2016 telah memberdayakan perempuan melalui inovasi dalam bisnis fesyen mereka.

Luxxe Studio terinspirasi dari pengalaman pribadi para pendirinya yang kesulitan menemukan pakaian formal yang sesuai selera mereka.

“Kami ingin membuat pakaian yang kami sendiri ingin kenakan, fesyen yang tidak hanya stylish, tetapi juga memiliki potongan yang tepat dan kualitas yang dapat diandalkan,” ungkap salah satu Co-Founder Luxxe Studio, Sabila Anjani Syahrul, Sabtu, (26/4/2025).

Di tengah banyaknya merek fesyen yang bermunculan, keunikan menjadi sangat penting, namun tetap harus memenuhi kebutuhan wanita akan pakaian yang nyaman dan fungsional.

Perjalanan Luxxe Studio tidak selalu mulus. Mereka selalu mencari solusi terbaik untuk mengembangkan usaha, salah satunya dengan mengikuti kursus di sekolah fesyen terkemuka di Indonesia, untuk terus mengikuti perkembangan industri fesyen baik dari segi bisnis maupun teknis.

Di sisi lain, tantangan yang juga mereka hadapi adalah membangun pondasi Luxxe Studio dari awal, seperti produksi, pemasaran, hingga kepercayaan pelanggan. Dulu, karena platform e-commerce belum sepopuler sekarang, Sabila mengungkapkan bahwa transaksi dilakukan satu per satu melalui pesan di media sosial. Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Luxxe Studio bergabung dengan Shopee. Dengan menerapkan strategi baru dan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, bisnis mereka semakin melejit.

Kontribusi Shopee dalam Pertumbuhan Luxxe Studio

Sejak bergabung dengan Shopee pada 2017, Luxxe Studio mengalami pertumbuhan pesat. Awalnya, Shopee digunakan sebagai alternatif penjualan karena pelanggan merasa lebih aman bertransaksi di platform tersebut. Seiring waktu, mayoritas pelanggan mereka berasal dari Shopee.

Sabila menjelaskan, berbagai fitur dan program Shopee mendorong pertumbuhan bisnis mereka. Shopee Live dan Shopee Video membantu mereka berinteraksi langsung dengan pelanggan, memperkenalkan produk secara real-time, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Program Shopee Affiliate juga membantu memperluas jangkauan Luxxe Studio.

Sabila juga menyebutkan bahwa lonjakan pesanan terjadi selama kampanye tanggal kembar seperti 9.9, 10.10, dan 11.11, dimana pesanan bisa meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. Hal ini didorong oleh promo, voucher, dan fitur gratis ongkir yang ditawarkan Shopee.

“Omzet kami meningkat 20-30% setiap tahun berkat Shopee. Saat menjelang hari Raya, penjualan kami bisa meningkat hingga 200% dengan mengikuti kampanye seperti Shopee Ramadan Fashion Bazar,” tambah Sabila.

Luxxe Studio juga mengaitkan popularitas produk mereka dengan desain yang menggabungkan elemen tradisional dan modern. Misalnya, “Raya Collection 2025” terinspirasi dari keanggunan busana wanita Indonesia. Mereka percaya produk lokal harus memiliki karakter kuat sambil mempertahankan kualitas, model, dan kemasan yang menarik perhatian pelanggan.

Mewujudkan Semangat Kartini: Memberdayakan Perempuan di Sekitar

Semangat Kartini diwujudkan lewat inovasi bisnis dan manfaat ekonomi bagi komunitas setempat. Sabila, Cella, dan Meutia menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, khususnya ibu rumah tangga. Dengan manajemen yang kuat dan lingkungan suportif, Luxxe Studio membentuk tim khusus detail payet yang diisi oleh ibu-ibu, menjamin kesejahteraan dan keseimbangan hidup mereka.

Sabila menjelaskan, “Tim detail payet kami dibantu ibu-ibu setempat. Jam kerja mereka diatur hingga pukul 4 sore, sehingga masih bisa pulang, mengurus anak, dan menjalani peran sebagai ibu. Konsep ini kami usung karena Luxxe Studio bukan sekadar merek fesyen, tapi platform untuk memberdayakan dan menginspirasi komunitas, khususnya perempuan.”

Bagi mereka, sosok Kartini modern adalah wanita hebat yang membawa perubahan positif di masyarakat. Perempuan harus berani bermimpi, mengambil risiko, dan berinovasi. Anak muda, terutama perempuan, yang ingin merintis bisnis di industri fesyen dapat mengikuti tiga resep berikut. Resep pertama, jangan takut gagal, eksekusi adalah kunci utama semua ide bisnis.

“Coba aja dulu, apa pun idenya, yang penting langsung tes ke pasar. Dari situ kita bisa tahu mana yang works, mana yang perlu diperbaiki. Jangan menunggu sempurna baru mulai, karena proses jatuh bangun itulah yang membuat kita berkembang,” ungkap Sabila.

Resep kedua, adalah identitas merek yang kuat. Setiap merek harus tahu dan paham pesan yang ingin disampaikan sekaligus target pasarnya. Resep ketiga dan terakhir adalah konsisten dan transparan. Di tengah dunia yang terus berubah, adaptasi adalah kunci untuk bertahan di industri fesyen Indonesia.

“Dunia terus berubah; tren, cara belanja, bahkan cara berkomunikasi dengan pelanggan juga berubah. Jadi penting untuk tetap adaptif, mau belajar hal baru, dan tidak cepat puas. Nikmati setiap prosesnya, dan terus ambil pelajaran dari setiap langkah yang kita jalani,” pungkasnya.