Kejutan Besar! Mata Uang Afrika Ini Menjadi Pemimpin Dunia
Jakarta, PANGKEP NEWS – Di pertengahan tahun 2025, beberapa mata uang menonjol dengan penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu negara di Afrika bahkan memiliki mata uang yang mengungguli beberapa negara Eropa.
Menurut data dari Refinitiv, cedi Ghana mengalami peningkatan 30,38% year to date/ytd (hingga 29 Mei 2025) terhadap dolar AS.
Di posisi berikutnya adalah rubel Rusia dan krona Swedia yang masing-masing naik 29,63% dan 12,64%.
Pada pertengahan 2025, nilai cedi Ghana menunjukkan penguatan yang signifikan terhadap dolar AS dan mata uang lainnya. Kenaikan ini bukan hanya hasil dari kebijakan pemerintah saat ini, tetapi juga merupakan akumulasi dari strategi ekonomi jangka panjang, reformasi fiskal, serta dukungan dari kondisi global yang menguntungkan.
Pemerintahan sebelumnya (New Patriotic Party/NPP) memainkan peran kunci dalam memperkokoh ekonomi Ghana. Melalui inisiatif seperti “Gold for Reserves” oleh Bank of Ghana, pendirian kilang emas nasional pada 2024, dan kesepakatan dengan IMF untuk dana talangan, langkah-langkah tersebut mulai terlihat hasilnya pada 2025. Meskipun dampaknya tidak langsung, kebijakan ini secara bertahap menstabilkan perekonomian.
Pemerintahan saat ini (National Democratic Congress/NDC) memperkuat momentum dengan berbagai kebijakan baru. Mereka menghapus pajak yang memberatkan seperti E-levy dan COVID-19 levy, serta memperluas program pembelian emas nasional. Langkah ini, bersama dengan pengendalian anggaran ketat sesuai arahan IMF, meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi Ghana.
Bank sentral Ghana juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai cedi. Dengan menyuntikkan sekitar US$500 juta ke pasar valuta asing dan mempertahankan suku bunga yang tinggi, Bank of Ghana berhasil menekan inflasi dan mencegah depresiasi mata uang. Tindakan ini dilakukan secara profesional dan independen, membangun keyakinan investor.
Faktor eksternal juga membantu penguatan cedi. Pelemahan dolar AS akibat konflik dagang global, kenaikan harga emas, dan peningkatan harga kakao memberikan keuntungan besar bagi neraca perdagangan Ghana. Dengan peningkatan ekspor, arus devisa pun menguat dan menopang nilai mata uang nasional.
Sebagai tambahan, indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan sebesar 7,52% dari 108,48 ke 100,34 (per 29 Mei 2025 pukul 07:58 WIB).
Secara keseluruhan, kekuatan mata uang Ghana ini menandakan bahwa strategi ekonomi yang terfokus, konsistensi kebijakan, serta kerja sama antara lembaga dan pemerintah bisa menghasilkan stabilitas finansial. Penguatan cedi menjadi simbol suksesnya kebijakan ekonomi yang terstruktur dan berkelanjutan, terlepas dari perubahan kepemimpinan politik.
PANGKEP NEWS RESEARCH
[email protected]