Kejadian Penembakan di Universitas Negeri Florida
Jakarta, PANGKEP NEWS – Penembakan massal kembali mengguncang Amerika Serikat (AS) pada Kamis waktu setempat. Insiden ini berlangsung di negara bagian Florida, tepatnya di Universitas Negeri Florida.
Mengutip AFP, Jumat (18/4/2025), pelaku penembakan diduga adalah putra seorang sheriff. Ia melakukan serangan dengan menembaki mahasiswa yang berakibat pada dua korban meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Pelaku berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan setelah ditembak. Laporan menyebutkan bahwa tersangka mengalami luka akibat tindakan petugas.
“Dua korban telah meninggal dunia dan lima lainnya sudah dibawa ke rumah sakit setempat dengan luka tembak,” ungkap Kepala Polisi Universitas Negeri Florida, Jason Trumbower.
Menurut informasi dari kantor sheriff setempat, tersangka bernama Phoenix Ikner, berusia 20 tahun. Ia adalah putra dari seorang deputi Sheriff Leon County dan mahasiswa di universitas tersebut.
“Sayangnya, putranya memiliki akses ke salah satu senjatanya, dan itu adalah salah satu senjata yang ditemukan di lokasi kejadian,” ujar Sheriff Mwalt McNeil.
“Pelaku juga adalah anggota lama dari Kantor Sheriff Leon County, penasihat warga, atau Dewan Penasihat Pemuda, jadi dia sudah lama terlibat dalam keluarga Kantor Sheriff Leon County dan banyak program pelatihan yang kami adakan. Jadi, tidak mengherankan bagi kami bahwa ia memiliki akses ke senjata,” tambahnya.
Rekaman yang disiarkan CNN International menunjukkan seorang pria muda berjalan di halaman dan menembaki orang-orang yang berusaha melarikan diri. Saksi mata menggambarkan suasana kacau ketika orang-orang mulai berlarian di area kampus yang luas saat tembakan terdengar di sekitar serikat mahasiswa.
“Semua orang mulai berlarian keluar dari serikat mahasiswa,” kata seorang saksi mata bernama Wayne kepada kanal berita lokal WCTV.
“Sekitar satu menit kemudian, kami mendengar sekitar delapan hingga sepuluh tembakan,” tambahnya.
Ia menggambarkan bahwa apa yang disaksikannya sungguh tidak dapat dipercaya. Suasana yang tenang tiba-tiba berubah menjadi kacau.
Universitas Negeri Florida adalah institusi publik dengan lebih dari 40.000 mahasiswa, dan kini telah membatalkan semua kegiatan perkuliahan serta meminta mahasiswa yang tidak tinggal di kampus untuk meninggalkan area. Presiden kampus, Richard McCullough, menyatakan universitas sedang berusaha memberikan dukungan kepada mereka yang terdampak oleh peristiwa tersebut.
“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi universitas,” katanya.
“Kami sangat terpukul oleh kekerasan yang terjadi di kampus kami hari ini,” tambahnya.
10 Tembakan
Mahasiswa Sam Swartz mengungkapkan kepada Tallahassee Democrat bahwa dia berada di ruang bawah tanah serikat mahasiswa ketika penembakan terjadi. Dalam situasi panik, dia mendengar sekitar sepuluh tembakan.
Kelompok mahasiswa lainnya, yang terdiri dari delapan orang, berlindung di lorong dengan membuat barikade dari tong sampah dan kayu lapis.
Rekaman di media sosial menunjukkan sekelompok pemuda berjalan melalui koridor sambil mengangkat tangan saat mengevakuasi gedung. Penembakan massal merupakan kejadian yang sering terjadi di AS, di mana hak konstitusional untuk memiliki senjata lebih diutamakan dibandingkan dengan seruan untuk aturan yang lebih ketat.
Donald Trump
Trump mengomentari penembakan tersebut sebagai sesuatu yang “memalukan”. Dia menilai bahwa insiden ini sangat mengerikan.
Namun demikian, dia tetap bersikeras bahwa warga Amerika harus tetap memiliki akses tanpa batas ke senjata api. Dia menyatakan bahwa Amandemen Kedua, aturan dalam konstitusi AS yang mendukung kepemilikan senjata, harus dipertahankan.
“Hal-hal ini mengerikan, tetapi senjata tidak melakukan penembakan. Orang-oranglah yang melakukan,” ujarnya.
Data dari lembaga nirlaba Gun Violence Archive menunjukkan setidaknya ada 81 penembakan massal yang terjadi di Amerika sepanjang tahun ini. Kejadian ini mengacu pada insiden dengan korban empat orang atau lebih.