Posted On Mei 18, 2025

Perubahan Global Tetap Berlangsung, Investor Harus Tetap Waspada

Fajar Pratama 0 comments
BERITA PANGKEP >> ekonomi >> Perubahan Global Tetap Berlangsung, Investor Harus Tetap Waspada
guncangan global masih ada investor wajib buka mata lebar lebar

Perubahan Global Tetap Berlangsung, Investor Harus Tetap Waspada

Jakarta, PANGKEP NEWS – Minggu depan, sentimen baik dari dalam maupun luar negeri diprediksi akan berpengaruh pada pasar keuangan domestik.

Pada hari Senin (19/5/2025), data Indeks Harga Konsumen (IHK) Zona Eropa akan dirilis dengan ekspektasi tetap pada 2,2% yoy untuk April 2025.

Di bulan Maret 2025, IHK Zona Eropa tumbuh 2,2% yoy, sedikit lebih tinggi dari target Bank Sentral Eropa yang sebesar 2,0%.

Penting untuk diperhatikan juga, beberapa pidato oleh pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) serta rilis Indeks Leading AS yang bisa memberikan gambaran mengenai kebijakan moneter dan tren ekonomi masa depan.

Pejabat The Fed seperti Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, mungkin akan memberikan wawasan mengenai arah kebijakan moneter kedepan.

Komentar dari Presiden Fed New York, John Williams, juga dapat memengaruhi sentimen pasar, begitu juga dengan Gubernur Fed Jefferson.

Selanjutnya, pada hari Selasa (20/5/2025), akan ada pengumuman mengenai suku bunga acuan di China untuk LPR (Loan Prime Rate) satu dan lima tahun.

Bank Sentral China (PBoC) diharapkan akan menurunkan suku bunga acuan pinjaman (Loan Prime Rates/LPR) sebesar 10 basis poin (bps). Saat ini, LPR 1 tahun, yang menjadi acuan sebagian besar pinjaman baru, berada di 3,10%, sedangkan LPR 5 tahun, yang digunakan sebagai referensi suku bunga hipotek, berada di 3,60%.

Prediksi penurunan ini tidak mengherankan karena sebelumnya Gubernur PBoC, Pan Gongsheng, telah mengumumkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan yang signifikan awal bulan ini.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Mei 2025 yang berlangsung pada Selasa dan Rabu pekan ini. Keputusan suku bunga acuan menjadi salah satu hal yang paling ditunggu oleh pelaku pasar.

Khususnya pada Rabu (21/5/2025), BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.

Pada bulan April lalu, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 5,75%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Keputusan ini mencerminkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas harga agar tetap dalam rentang target inflasi 2,5% ±1% untuk tahun 2025 dan 2026, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

Selain suku bunga acuan, tingkat suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) dan fasilitas pinjaman (lending facility) juga tetap dipertahankan masing-masing di level 5,00% dan 6,50%.

Jika BI masih mempertahankan suku bunganya, maka diharapkan arus masuk asing dapat lebih terjaga secara konsisten ke pasar keuangan dalam negeri dan membuat rupiah lebih stabil meskipun hal ini perlu mengorbankan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pada hari Kamis (22/5/2025), sesuai kalender kegiatan BI, akan ada rilis perihal Neraca Pembayaran Indonesia kuartal I-2025 bersamaan dengan transaksi berjalan.

Pada kuartal IV-2024 silam, defisit transaksi berjalan Indonesia mengecil menjadi US$ 1,15 miliar, menurun dari US$ 1,38 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan defisit selama tujuh kuartal berturut-turut, namun menjadi yang terkecil dalam rangkaian tersebut, setara dengan 0,3% dari PDB nasional.

Secara tahunan, defisit transaksi berjalan meningkat tajam sepanjang 2024 menjadi US$ 8,86 miliar (setara 0,6% PDB), dari US$ 2,04 miliar (0,1% PDB) pada 2023. Penyebab utama pelebaran defisit adalah penurunan surplus perdagangan akibat permintaan eksternal yang lemah, sementara permintaan domestik tetap kuat. Meskipun demikian, angka tersebut masih berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia, yaitu antara 0,1% hingga 0,9% dari PDB.

Terakhir pada hari Jumat (23/5/2025), BI akan kembali merilis data uang beredar (M2) untuk periode April 2025.

Sebelumnya, jumlah M2 Maret 2025 tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 9.436,4 triliun. Pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,2% YoY.

Dengan lebih banyak uang beredar, masyarakat dan bisnis memiliki akses lebih besar terhadap kredit dan likuiditas. Hal ini dapat mendorong investasi, konsumsi, dan ekspansi bisnis, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

PANGKEP NEWS RESEARCH

Related Post

Video: Prabowo Instruksikan Bahlil Tingkatkan Hilirisasi Nikel dan Lifting Migas

Jakarta – Perintah Prabowo untuk BahlilPresiden Prabowo baru-baru ini memanggil Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, setelah…

Masa Depan Saham ANTM Tetap Cerah, Berpotensi Capai Rp3.300

Masa Depan Saham ANTM Tetap Cerah, Berpotensi Capai Rp3.300Jakarta – Peluang saham PT Aneka Tambang…

Penduduk Tertekan Karena Harga Ayam dan Telur, Presiden Akan Bagikan Dana

Jakarta –Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, menginstruksikan para pejabat untuk segera merancang anggaran tambahan guna…