Jakarta – Ekspor Timah Indonesia Menurun Drastis di 2024
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia melaporkan bahwa volume ekspor timah Indonesia selama tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 33,62%, dengan total hanya 45,42 ribu ton.
Isy Karim, Sekretaris Jenderal Kemendag, mengungkapkan bahwa selain volume ekspor timah murni batangan yang turun, nilai ekspor timah juga berkurang 19,96% pada tahun 2024, menjadi US$ 1,41 miliar atau sekitar Rp 23,16 triliun (menggunakan asumsi kurs Rp 16.436 per US$).
“Pada 2024, nilai ekspor tercatat sebesar US$ 1,42 miliar, turun 19,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari segi volume, ekspor mencapai 45,42 ribu metrik ton, atau turun 33,62%,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Tercatat, negara utama tujuan ekspor timah dari Indonesia adalah China, dengan nilai ekspor mencapai US$ 416,99 juta atau sekitar Rp 6,85 triliun sepanjang tahun 2024.
China menjadi negara pengimpor terbesar timah murni batangan dari Indonesia pada tahun 2024, dengan volume ekspor mencapai 13,28 ribu ton sepanjang tahun tersebut.
Tren ekspor ke China juga tercatat paling tinggi dalam periode Januari-Maret 2025.
“Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menjadi tujuan utama ekspor timah murni batangan Indonesia dari Januari hingga Maret 2025,” ujarnya.
Namun, nilai ekspor timah ke China menurun 35,03% dibandingkan dengan tahun 2023.
Selain China, India dan Korea Selatan juga menjadi negara tujuan ekspor timah Indonesia. Pada 2024, Indonesia mengekspor timah batangan ke India dengan nilai US$ 275,06 juta atau sekitar Rp 4,52 triliun, dengan volume 8,65 ribu ton.
Nilai ekspor ke India meningkat 3,6% dibandingkan tahun 2023, yakni US$ 265,51 juta atau sekitar Rp 4,36 triliun. Namun, volume ekspor ke India menurun 16,27% dari tahun sebelumnya, dari 10,33 ribu ton pada 2023 menjadi 8,65 ribu ton pada 2024.
Korea Selatan juga menjadi tujuan utama ekspor timah batangan dari Indonesia. Sepanjang 2024, Indonesia mengekspor timah batangan senilai US$ 188,63 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun, dengan volume ekspor tercatat sebanyak 6,05 ribu ton.
Nilai ekspor ke Korea Selatan meningkat 41,37% dibandingkan tahun 2023, yang senilai US$ 133,43 juta atau sekitar Rp 2,19 triliun. Volume ekspor juga meningkat 18,83% dibandingkan tahun 2023, yang tercatat sebesar 5,09 ribu ton.