Walmart Umumkan Pemutusan Hubungan Kerja untuk Ribuan Karyawan
Jakarta, PANGKEP NEWS – Perusahaan ritel terkemuka di Amerika Serikat, Walmart Inc., telah mengumumkan niat untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.500 pekerja. Langkah ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi yang bertujuan untuk menyederhanakan operasional dan mengurangi biaya.
Keputusan ini diungkapkan dalam sebuah memo internal yang diperoleh Reuters dan diumumkan pada hari Rabu (21/5/2025).
Pengurangan ini akan mempengaruhi beberapa divisi strategis, termasuk operasi teknologi global, layanan e-commerce di toko-toko AS, serta unit bisnis periklanan Walmart Connect. Langkah ini mencerminkan upaya Walmart untuk meningkatkan efektivitas sambil menyesuaikan diri dengan tantangan baru di sektor ritel global.
“Untuk mempercepat kemajuan kami dalam menciptakan pengalaman yang akan mendefinisikan masa depan ritel, kami harus memperjelas fokus kami,” demikian kutipan dari memo tersebut.
Selain memangkas beberapa posisi, Walmart juga berencana membuka peran baru di bidang-bidang tertentu untuk menyelaraskan struktur organisasi dengan prioritas bisnis yang sedang berkembang.
Namun, detail mengenai jumlah posisi baru tersebut belum diungkapkan secara mendetail.
Tekanan Global
Walmart, yang dikenal sebagai pemberi kerja swasta terbesar di AS dengan sekitar 1,6 juta karyawan domestik dan total 2,1 juta tenaga kerja global, juga merupakan importir terbesar di negara tersebut. Sekitar 60% barang yang diimpornya—termasuk pakaian, elektronik, dan mainan—berasal dari China.
Restrukturisasi ini muncul hanya beberapa hari setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menaikkan harga pada sejumlah produk menjelang akhir Mei, sebagai respons terhadap tekanan rantai pasokan yang memburuk akibat perang dagang yang dipicu oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Dampak dari tarif tambahan dan gangguan impor telah menambah beban operasional Walmart di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pada bulan Februari lalu, Walmart juga telah mengurangi beberapa posisi dan menutup kantornya di North Carolina, sebagai bagian dari program relokasi karyawan ke pusat-pusat operasional utama yang berada di California dan Arkansas.
Divisi teknologi global Walmart, yang bertanggung jawab atas pengembangan platform digital, sistem inventori, dan otomatisasi rantai pasokan, menjadi salah satu divisi utama yang terkena dampak pengurangan ini.
Selain itu, unit periklanan Walmart Connect—yang akhir-akhir ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan bisnis digital—juga terkena dampak dari penataan ulang struktur organisasi.
Walmart bukanlah satu-satunya perusahaan ritel besar yang melakukan penyesuaian. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa perusahaan ritel dan e-commerce di AS juga telah mengumumkan langkah-langkah efisiensi, menyusul kenaikan biaya logistik, tekanan inflasi, dan perlambatan pertumbuhan belanja konsumen.