Ancaman BTS Palsu Kuras Rekening Masyarakat Indonesia, Ini Jalan Keluarnya
Jakarta – Peningkatan kejahatan BTS palsu yang mengkhawatirkan beberapa waktu lalu dapat dicegah dengan solusi baru dari Android 16. Pembaruan ini memperkenalkan fitur keamanan yang memberikan peringatan kepada pengguna saat terhubung dengan jaringan seluler palsu atau berbahaya.
Fitur ini dirancang untuk melawan perangkat simulator seluler atau menara operator palsu. Keduanya dapat membuat perangkat yang berdekatan seolah-olah terhubung dengan operator asli dan mengambil data pribadi, termasuk informasi rekening bank.
Pengguna memiliki opsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan notifikasi jaringan. Pemberitahuan ini akan mengingatkan pengguna saat perangkat mereka terhubung ke jaringan berbahaya.
Android juga menawarkan opsi lain yang memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan perlindungan jaringan 2G, sehingga menghindari koneksi dengan jaringan yang kurang aman.
Sayangnya, fitur keamanan ini tidak segera tersedia. Ini menjadi bagian dari pembaruan OS Android terbaru yang diluncurkan awal bulan ini.
PANGKEP NEWS melaporkan bahwa fitur ini akan tersedia pada perangkat Android generasi berikutnya. Saat ini, perangkat yang ada tidak memiliki perangkat keras yang mendukung fitur keamanan tersebut.
Salah satu kemungkinan awal ketersediaannya adalah pada Pixel 10, yang akan segera dirilis.
Kejahatan BTS palsu atau Fake BTS sendiri telah terjadi beberapa kali pada acara besar seperti Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Presiden pada tahun 2019 dan 2023.
Di awal 2025, penipuan ini berkembang dengan menargetkan sektor perbankan. Beberapa daerah, termasuk Jakarta, Bandung, dan Denpasar, menjadi target modus ini, di mana pelaku menyamar sebagai akun bank dan dapat meretas rekening pengguna, menyebabkan kerugian finansial.
Dalam sebuah wawancara, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Denny Setiawan, menjelaskan bahwa pemancar yang digunakan bersifat intermitter. Alat ini bisa sangat kecil atau menggunakan ponsel yang dapat berpindah cepat.
“Kurang lebih 2 menit dan bersifat intermiten, sehingga sangat sulit untuk melacak sumber sinyal,” jelasnya.