Menaker Memohon Maaf kepada Ratusan Driver Ojol: Dicap Tidak Cerdas, Ada Apa?
Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyampaikan permohonan maaf di hadapan ratusan pengemudi ojek online (ojol) dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh BPJS Ketenagakerjaan di Plaza BP Jamsostek, Kamis (8/5/2025). Permohonan maaf tersebut berkaitan dengan pelaksanaan bantuan hari raya (BHR) yang diberikan pada Lebaran 2025 sebelumnya.
“Saya juga mohon maaf jika BHR kemarin saya dan Pak Wamen belum optimal. Namun sejak awal saya sudah menekankan pentingnya kita untuk terus maju,” ujar Yassierli.
Pelaksanaan BHR tahun ini dianggap belum maksimal karena keterbatasan waktu, yang menjadi bahan evaluasi. Semakin lama pemerintah mengambil keputusan, semakin tidak fleksibel pula kondisi finansial aplikator yang terlibat.
Lebih lanjut, Yassierli mengungkap bahwa ia menghadapi kritik keras dari berbagai pihak yang bahkan menyentuh hal pribadi dengan menyebut dirinya sebagai profesor yang tidak cerdas.
“Saya juga, Bapak dan Ibu, teman-teman di komunitas akademisi, guru besar, para profesor, ikut disebut tidak cerdas. Bayangkan, Menteri Tenaga Kerja katanya, profesor kok kebijakannya tidak cerdas begitu? Ternyata, saya dan profesor sama-sama saling dianggap tidak cerdas. Tidak pernah ada kebijakan seperti BHR ini. Contohnya dari mana?” kata Yassierli.
“Saya katakan ini bukan soal contoh. Ini adalah DNA bangsa kita, kepedulian saat hari keagamaan. Jangan tanyakan kepada saya, ini best practice atau dari buku manajemen mana? Saya tinggal enam tahun di Amerika, jadi saya tahu teori manajemen Amerika,” lanjutnya.
Yassierli adalah seorang Profesor di bidang Ergonomi, Rekayasa Kerja, dan Keselamatan Kerja. Ia memperoleh gelar S1 dan S2 dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menyelesaikan S3 di Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia, AS.
Meski lulusan Amerika Serikat, ia menilai ada yang hilang dari teori manajemen Barat, yakni semangat kekeluargaan dan gotong royong yang hanya ditemukan di Indonesia.
“Jadi saya katakan saya sudah selesai dengan teori manajemen apapun dan ternyata saya melihat ada hal yang berbeda dan itu adalah keunggulan kita bahwa kita memiliki yang disebut dengan kearifan lokal, sehingga kalau sudah bicara kearifan lokal saya lebih cenderung tidak bicara regulasi. Makanya kemarin kita muncul dengan Imbauan,” jelasnya.