BMKG Peringatkan: Musim Kemarau Tiba, Waspada Cuaca Ekstrem Mendadak
Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, dari April hingga Juni mendatang, beberapa wilayah di Indonesia secara bertahap akan memasuki musim kemarau. Informasi ini disampaikan melalui pernyataan resmi BMKG, dikutip pada Sabtu (26/4/2025).
Selama pekan depan, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia masih dipengaruhi oleh pola transisi musim. Kondisi ini ditandai dengan suhu panas dari pagi hingga siang, disertai potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari. Hujan yang terjadi umumnya bersifat tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dan berlangsung singkat, berpotensi disertai kilat dan angin kencang.
Ketidakstabilan atmosfer selama periode ini meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif, terutama di wilayah barat dan selatan Indonesia seperti Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini dan tetap waspada, mengingat cuaca ekstrem dapat muncul secara tiba-tiba dan berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Pada pekan mendatang, cuaca Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu gelombang MJO, Kelvin, Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency. Aktivitas ini berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan, terutama di Kalimantan bagian timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Selain itu, Bibit Siklon Tropis 97S terpantau di Laut Arafuru, tenggara Kepulauan Tanimbar, Maluku. Bibit siklon ini bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 20 knot dan tekanan minimum 1010 mb, dan berpotensi berkembang menjadi siklon dalam 24 jam ke depan, meskipun masih dikategorikan berisiko rendah.
Dampak yang mungkin terjadi dalam 24 jam ke depan akibat bibit siklon ini meliputi:
- Hujan sedang hingga lebat di Kepulauan Aru, Kei, Tanimbar, dan Babar
- Angin kencang di wilayah Kepulauan Tanimbar, Kei, dan Aru
- Gelombang laut tinggi 1,25 – 2,5 meter di Laut Arafuru, Perairan Semata-Tanimbar, dan Perairan Kepulauan Kai-Aru.
Selain itu, sirkulasi siklonik lainnya diprediksi akan muncul di Samudra Hindia barat daya Bengkulu dan di Samudra Pasifik utara Sorong, yang membentuk sejumlah daerah konvergensi, atau area pertemuan angin yang meningkatkan potensi hujan dan gelombang tinggi, di berbagai wilayah seperti perairan Sumatra Barat hingga Lampung, Laut Sulu, dan Laut Maluku.
Kondisi ini diperparah oleh labilitas atmosfer lokal yang kuat, mendukung pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah seperti Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jakarta, sebagian besar Kalimantan, NTB, berbagai daerah di Sulawesi, Maluku, hingga seluruh wilayah Papua.
Melihat perkembangan ini, BMKG kembali menegaskan agar masyarakat tetap siaga terhadap potensi cuaca ekstrem.
Prospek Cuaca
- Periode 25-27 April 2025
Selama tiga hari ini, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia akan berawan hingga hujan ringan. Namun, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan.
Sementara angin kencang diperkirakan melanda wilayah Bali, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.
- Periode 28 April – 1 Mei 2025
Memasuki akhir April hingga awal Mei, pola cuaca cenderung sama, dominan berawan hingga hujan ringan. Peningkatan hujan intensitas sedang hingga lebat diprediksi di Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua Pegunungan, Papua Selatan.
Sedangkan untuk angin kencang berpeluang terjadi di Banten, Jawa Barat, NTB, dan NTT.
BMKG mengingatkan, prospek cuaca ini adalah gambaran umum. Untuk update harian, masyarakat disarankan mengakses info resmi melalui website BMKG, aplikasi InfoBMKG, atau media sosial resmi BMKG.
“Menghadapi potensi cuaca ekstrem, tetap waspada terhadap hujan lebat yang bisa disertai kilat dan angin kencang. Hindari beraktivitas di ruang terbuka saat hujan petir, dan jauhi pohon, tiang listrik, atau bangunan tua yang rawan roboh. Waspadai jalan licin yang bisa membahayakan pengguna jalan. Siap siaga terhadap potensi bencana seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” tulis BMKG.
“Selalu pantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG agar masyarakat tetap tenang dan siaga. Pahami langkah evakuasi jika situasi darurat terjadi. Informasi akan terus diperbarui sesuai dinamika atmosfer terbaru,” pungkas BMKG mengingatkan.