Suara Buruh Menggema di May Day: Kami Adalah Aset, Bukan Budak!
Jakarta, PANGKEP NEWS – ‘Buruh berjuang untuk negeri, koruptor dilindungi pejabat negeri,’ demikian bunyi salah satu spanduk. Spanduk-spanduk berwarna-warni bergelombang di tengah ribuan orang yang memadati kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis pagi (1/5/2025).
Di balik itu semua, senyum dan semangat dari para buruh, termasuk para buruh wanita, tak dapat disembunyikan. Mereka datang dari berbagai wilayah sekitar Jakarta seperti Karawang, Subang, Bogor, dan Bekasi. Sebagian besar dari mereka telah memulai perjalanan sejak subuh, membawa tuntutan yang selama ini hanya terdengar di dalam pabrik.
Yusuf Nugraha (28 tahun), seorang pekerja di PT Chang Shin Indonesia, datang bersama teman-temannya dari Karawang dengan enam bus besar.
‘Tunjangan sudah cukup baik, tapi kami masih ingin memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing,’ kata Yusuf, anggota Kongres Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), kepada PANGKEP NEWS di Monas.
Sementara itu, Sultan Gusti Purnama (40 tahun), seorang pekerja senior di PT Citra Abadi Sejati, Bogor, mengatakan dirinya hanya ingin turut merayakan hari buruh.
‘Kalau dinilai, mungkin kondisi di tempat kerja saya mencapai 80 persen memadai,’ ujarnya. Meski begitu, Sultan menyoroti sistem outsourcing yang masih perlu diperbaiki. ‘Buruh adalah pilar negara, sudah seharusnya mereka mendapatkan kesejahteraan,’ tambahnya.
Para buruh wanita juga tak kalah semangat. Pilka (28 tahun), pekerja di PT Sik Karawang, menceritakan tentang sulitnya sistem kontrak berkepanjangan.
‘Kami magang selama satu tahun, tapi kontrak harus diperpanjang setiap tiga bulan. Melelahkan,’ keluhnya. ‘Anak-anak muda seharusnya sudah bisa menjadi karyawan tetap, bukan terjebak dalam perpanjangan kontrak terus-menerus,’ tambahnya.
Meski demikian, Pilka bersyukur kondisi di tempat kerjanya relatif baik. ‘Tunjangan cukup, alhamdulillah. Tapi tidak semua perusahaan seperti itu. Banyak teman yang tidak seberuntung saya,’ ujarnya. Dia juga menyampaikan pesan untuk para buruh wanita yang tidak bisa hadir, ‘Semoga tahun depan bisa datang, bisa ikut merasakan semangatnya. Hari ini kita wakili mereka semua.’
Tidak hanya buruh, simpatisan seperti Darmini (50 tahun), seorang pedagang dari Jakarta, juga hadir di antara kerumunan. ‘Saya mendukung buruh, saya juga rakyat kecil,’ katanya singkat.
Presiden Prabowo Subianto turut hadir dalam aksi di Monas sekitar pukul 10.00 WIB. Disambut tepuk tangan dan teriakan ‘Hidup buruh!’, Prabowo menyalami para peserta dan memberikan pidato dari panggung utama.
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, ada enam tuntutan utama yang disuarakan buruh dalam peringatan May Day 2025:
- Hapus sistem outsourcing
- Bentuk Satgas PHK
- Wujudkan upah layak
- Sahkan RUU Ketenagakerjaan baru
- Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
- Sahkan RUU Perampasan Aset untuk memberantas korupsi
‘May Day bukan hanya perayaan, tetapi momentum perjuangan sosial. Buruh tidak hanya menuntut, tetapi juga membawa solusi,’ tegas Iqbal.
Aksi ini tidak hanya terpusat di Jakarta. Di lebih dari 15 kota besar seperti Surabaya, Medan, Makassar, dan Batam, lebih dari satu juta buruh turun ke jalan menyuarakan hal yang sama.
Meskipun cuaca terik dan kerumunan padat, semangat yang terpancar dari wajah-wajah buruh hari itu tidak tergantikan. Seorang peserta membawa spanduk bertuliskan, ‘PHK no, KUA yes.’
Sambil tertawa, temannya menambahkan, ‘Kami tetap ada dan berlipat ganda. Buruh bukan budak.’