Kebijakan Tarif Trump Berdampak Balik: UPS Pangkas 20 Ribu Pekerjaan-GM Revisi Proyeksi
Jakarta, PANGKEP NEWS – Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan dampak yang lebih jauh di dunia usaha. Beberapa perusahaan besar di AS mulai mengambil langkah-langkah efisiensi menyusul ketidakstabilan industri yang diakibatkan oleh tarif ini.
Pada Selasa (29/4/2025), Reuters melaporkan berbagai langkah yang diambil oleh sejumlah perusahaan besar untuk menyesuaikan proyeksi tahun 2025 atau memangkas prospek mereka. Salah satu yang menjadi sorotan adalah perusahaan pengiriman besar, UPS, yang mengumumkan akan mengurangi 20.000 posisi untuk mengurangi biaya operasional.
General Motors (GM) menunda prospeknya dan menangguhkan panggilan investor hingga Kamis sambil menunggu kemungkinan perubahan dalam kebijakan perdagangan. Situasi serupa dialami oleh Kraft Heinz, Electrolux, dan JetBlue Airways.
“Kami memberitahu orang-orang untuk tidak mengandalkan panduan sebelumnya, dan kami akan memperbarui informasi seiring kami mendapatkan lebih banyak data terkait tarif,” jelas Kepala Keuangan GM, Paul Jacobson, kepada wartawan setelah perusahaan tersebut menarik perkiraan tahun ini.
CEO Electrolux, Yannick Fierling, menambahkan, “Setiap prediksi terbukti salah. Saya heran jika ada yang mengklaim mereka memahami arah tarif ini.”
Gedung Putih telah beberapa kali menunda tarif besar-besaran yang diberlakukan Trump sejak awal April, yang memicu penjualan saham global dan mendorong investor agar mengurangi kepemilikan dalam dolar AS sebagai aset aman dan utang Treasury. Sejak Trump kembali menjabat, indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 7%.
Pada hari Selasa, Menteri Keuangan Scott Bessent berusaha meyakinkan konsumen dan investor dengan mengatakan bahwa Trump akan mengumumkan pengurangan suku cadang mobil yang direncanakan untuk menghindari tarif ganda pada suku cadang dan materialnya, sebagai respons atas tekanan dari produsen mobil AS. Dia juga memuji rencana pemerintah untuk memangkas pajak dan mengurangi regulasi guna meningkatkan kepercayaan.
Namun, para eksekutif semakin khawatir bahwa kebijakan perdagangan Trump telah melemahkan sentimen konsumen dan bisnis, menimbulkan ketakutan bahwa sekalipun tarif dicabut secara substansial, kerusakan dalam beberapa bulan terakhir tidak akan mudah diperbaiki.
Trump menandai 100 hari masa jabatannya pada hari Rabu, dan mungkin akan dihadapkan dengan kontraksi dalam produk domestik bruto AS kuartal pertama, ukuran terluas kesehatan ekonomi negara tersebut. Hingga Selasa pagi, PDB diperkirakan berada pada angka lemah 0,3%, menurut survei Reuters.
Namun setelah data ekonomi terus menunjukkan hasil kurang memuaskan, institusi keuangan besar seperti Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan JPMorgan telah menurunkan ekspektasi mereka untuk kuartal tersebut menjadi masing-masing -0,8%, -1,4%, dan -1,75%.
Lowongan pekerjaan juga menurun tajam pada bulan Maret, sementara indeks kepercayaan konsumen dari Conference Board pada bulan April turun ke level terendah sejak masa Covid-19 karena ekspektasi inflasi meningkat. Defisit perdagangan melonjak ke rekor baru karena peningkatan impor ketika orang membeli barang untuk menghindari tarif.
“Dunia belum pernah menghadapi dampak perdagangan potensial sebesar ini dalam lebih dari 100 tahun,” ungkap CEO UPS, Carol Tome, dalam panggilan pendapatan perusahaan.
Meski Gedung Putih menyatakan tengah bernegosiasi dengan banyak negara dan telah mencabut atau menunda beberapa pungutan, tarif tinggi terhadap China dan tarif lainnya atas logam dan bahan tetap berlaku. Tarif tambahan di sektor tertentu seperti truk, farmasi, dan semikonduktor masih berpotensi diberlakukan.