Ketidaksepakatan Penambang dan Smelter Mengenai HPM, Apakah Hilirisasi Mineral Berisiko?
Dalam perkembangan industri tambang dan pengolahan mineral di Indonesia, ketidakcocokan antara penambang dan smelter terkait Harga Patokan Mineral (HPM) menjadi topik hangat. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan program hilirisasi mineral yang sedang gencar dilakukan pemerintah.
Smelter Enggan Menyerap Bahan Mentah
Beberapa smelter menyatakan keengganannya untuk membeli bahan mentah dari penambang karena perbedaan pandangan mengenai HPM. Mereka merasa harga yang ditetapkan terlalu tinggi, sehingga tidak menguntungkan dari sisi bisnis. Di sisi lain, penambang berharap agar harga tersebut dapat memberi keuntungan yang adil bagi mereka.
Dampak pada Hilirisasi Mineral
Ketidakcocokan ini dikhawatirkan dapat menghambat program hilirisasi mineral yang menjadi salah satu fokus pemerintah. Hilirisasi bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah mineral dalam negeri sebelum diekspor, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan nasional dan menciptakan lapangan kerja baru.
PANGKEP NEWS melaporkan bahwa pemerintah berupaya menjadi penengah dengan mencari solusi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Diharapkan, dengan adanya kesepakatan mengenai HPM, proses hilirisasi dapat berjalan lebih lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia.