Lupakan ‘Sell In May’, Bitcoin Bisa Melesat Bulan Ini
Jakarta, PANGKEP NEWS – Ungkapan ‘Sell in May’ tampaknya tidak relevan bagi Bitcoin tahun ini. Beberapa faktor positif mendorong mata uang digital terbesar ini berpotensi menguat.
Menurut laporan dari crypto.news, nilai saham dan kripto mengalami kenaikan setelah Presiden AS, Donald Trump, menyatakan kesiapannya untuk menyepakati perjanjian dagang. Dia juga menepis kemungkinan pemecatan Ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, yang menegaskan suku bunga tidak akan diturunkan hingga inflasi mendekati target 2%.
Bitcoin juga menjadi pilihan aset aman di tengah meningkatnya risiko. Meski performanya di bawah emas, Bitcoin tetap lebih baik dibandingkan saham Amerika.
Secara historis, data musiman menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan Bitcoin di bulan Mei mencapai 7,94% (dari 2013 hingga 2024) dengan median 3,17%.
Dari 12 kali pengamatan, enam di antaranya ditutup dengan hasil positif, sedangkan enam lainnya berakhir negatif.
Beberapa pakar mengungkapkan optimisme mereka terhadap Bitcoin, dengan alasan peningkatan pasokan uang M2 serta naiknya permintaan dari institusi. ETF Bitcoin Spot terus menarik investasi, sementara perusahaan seperti Cantor Fitzgerald dan SoftBank mulai berinvestasi di Bitcoin.
Menurut data dari Farside Investors, terjadi arus masuk selama delapan hari berturut-turut, dari 17-29 April 2025, dengan total sekitar US$3,93 miliar atau sekitar Rp65,24 triliun (kurs Rp16.600/US$).
Situasi ini menunjukkan meningkatnya keyakinan investor menjelang bulan Mei, yang berpotensi mendorong harga Bitcoin lebih tinggi.
![]() Sumber: coinglass.com |
PANGKEP NEWS RESEARCH