Pelajaran dari India: Cara Orang RI Bisa Hidup Berhasil dan Makmur
Jakarta, PANGKEP NEWS – Banyak orang sering kali memandang negatif ketika membicarakan tentang ‘India’. Gambaran yang sering muncul adalah kawasan kumuh, polusi yang meluas, dan gaya hidup masyarakat yang dianggap kurang baik. Namun, di balik stereotip tersebut, orang-orang India dan keturunannya justru telah memberikan kontribusi besar bagi dunia.
Dari perspektif negara, India saat ini termasuk dalam deretan ekonomi terbesar di dunia. Di sektor korporasi global, banyak keturunan India yang menempati posisi penting seperti CEO Microsoft, Google, dan perusahaan teknologi terkemuka lainnya. Belum lagi sejumlah individu asal India yang tercatat dalam daftar orang terkaya dunia.
Apa sebenarnya rahasia di balik keberhasilan mereka?
Selama berabad-abad, India memiliki sistem kasta atau stratifikasi sosial yang membuat seseorang sulit untuk maju melampaui pendahulunya. Bagi mereka yang berada di kasta rendah, tentu tantangan untuk maju sangat besar. Situasi ini berbeda bagi mereka yang berada di kasta atas.
Namun, menurut laporan BBC International, sistem kasta mulai ditinggalkan di kota-kota besar dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah pelarangan kasta diberlakukan pada tahun 1950. Persaingan antarwarga untuk melakukan mobilitas sosial secara vertikal menjadi lebih terbuka. Warga dari kasta rendah kini dapat bersaing dengan mereka yang dulunya berasal dari kasta tinggi.
Ketika perubahan ini terjadi, banyak bibit unggul dan berpotensi dari kasta rendah yang mulai bermunculan. Mereka inilah yang kemudian meroket dan mendapatkan perhatian pemerintah untuk dikirim belajar ke negara-negara barat.
Pada titik ini, persaingan menjadi ketat, mendorong orang India memiliki etos kerja tinggi saat bersekolah dan bekerja. Mereka menjadi lebih kritis dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah serta beradaptasi.
Selain itu, analis Chidanand Rajghatta di situs Zawya menjelaskan bahwa persaingan ketat di India didorong oleh budaya keterbukaan. Orang India terbiasa dengan perdebatan, perbedaan pendapat, dan bahkan kritik tajam. Lingkungan seperti ini membentuk budaya berpikir kritis dan toleransi terhadap pandangan yang bervariasi.
Dengan demikian, mereka secara perlahan membentuk pola pikir adaptif dan ulet yang menjadi kualitas penting sebagai bekal kuat untuk mencapai kesuksesan, baik di dalam negeri maupun di panggung global.
Selain munculnya persaingan ketat, memiliki pola pikir terbuka, hingga memiliki sikap adaptif dan ulet, orang India juga memiliki nilai yang disebut Paisa Vasool. Paisa Vasool adalah pola pikir dari penduduk setempat yang berusaha memaksimalkan nilai dari segala hal.
Menurut laporan lain dari BBC International, contoh kasus ini terlihat ketika mereka memperpanjang umur produk, seperti menambahkan air ke sabun botol atau menambal sepatu yang rusak. Bagi sebagian orang, sikap ini dipandang pelit atau hemat, tetapi mencerminkan filosofi memanfaatkan nilai yang bisa membuat seseorang kaya raya.
Selain soal barang, Paisa Vasool juga berkaitan dengan kedermawanan, yang ditunjukkan lewat hubungan sosial. Masyarakat India percaya bahwa uang bukan hanya alat transaksi, tetapi juga penghubung sosial.
“Di India, uang adalah media hubungan sosial,” kata Supriya Singh, dosen di RMIT University, Australia.
Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, pedagang India sering membiarkan pembeli membawa pulang barang meski uangnya belum cukup, dengan harapan pembeli akan membayarnya nanti. Di Indonesia, konsep ini dikenal sebagai berutang atau kasbon. Namun, di India, ini adalah nilai-nilai yang memiliki peran penting dalam aktivitas ekonomi sehari-hari.
Alasan mereka melakukan itu karena ada kepercayaan yang sudah terjalin mapan. Dari kepercayaan tersebut, nilai-nilai Paisa Vasool bisa diwujudkan dan menjadi salah satu rahasia mengapa warganya bisa hidup sukses.
(mfa/sef)