Posted On Mei 10, 2025

Pertemuan China-AS di Swiss: Akankah Perang Dagang Berakhir?

Dwi Cahyadi 0 comments
BERITA PANGKEP >> ekonomi >> Pertemuan China-AS di Swiss: Akankah Perang Dagang Berakhir?
china as akhirnya ketemu perang dagang bakal berakhir

Pertemuan Besar China-AS: Akhir dari Perang Dagang?

Jakarta – China dan Amerika Serikat (AS) akan mengadakan pertemuan besar pertama mereka pada Sabtu (10/5), sejak ketegangan dalam perang dagang kembali meningkat akhir-akhir ini.

Dalam pertemuan ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan kepala negosiator perdagangan Jamieson Greer akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, di Swiss.

Langkah ini merupakan upaya untuk mengatasi situasi yang menurut para analis merugikan kedua belah pihak, meskipun belum ada kejelasan mengenai jenis kesepakatan yang diinginkan masing-masing pihak.

Namun, saat ini kedua negara tampaknya masih jauh dari kesepakatan yang diharapkan, dibandingkan dengan masa perang dagang pertama di awal kepresidenan Trump, dengan risiko perpecahan yang lebih besar. Para analis berpendapat bahwa hasil dari pertemuan ini tampaknya tidak akan memenuhi ekspektasi.

Selain tarif dua arah yang melebihi 100%, isu non-perdagangan seperti fentanyl, pembatasan teknologi, hingga geopolitik seperti konflik di Ukraina, diperkirakan akan semakin memperumit upaya penyelesaian konflik dagang yang telah mengguncang ekonomi global.

Untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh isu non-tarif terhadap perundingan, China dikabarkan mengirim seorang pejabat tinggi keamanan publik dalam delegasinya.

“Mereka tidak akan menyelesaikan apapun akhir pekan ini, selain mencoba menentukan apakah ada kelanjutan proses dan apa saja agenda pembahasannya,” ungkap Scott Kennedy, pakar urusan bisnis China dari Center for Strategic and International Studies, Washington kepada PANGKEP NEWS, Sabtu (10/5/2025).

Potensi Penurunan Tarif

Skenario paling optimis menurut pasar keuangan saat ini adalah tercapainya kesepakatan untuk menurunkan tarif dari level lebih dari 100%, yang dianggap sebagai embargo dagang, ke level yang tetap tinggi namun memungkinkan perdagangan dua arah.

Trump, yang baru saja mengumumkan rincian kesepakatan dagang baru dengan Inggris, memberikan indikasi bahwa tarif hukuman AS terhadap China yang saat ini mencapai 145% mungkin akan diturunkan.

Pada hari Jumat, Trump untuk pertama kalinya menyebutkan angka alternatif di media sosialnya, 80%, yang menurutnya “terasa tepat.”

Namun angka tersebut masih 20 poin lebih tinggi dibanding janji kampanyenya tahun lalu, dan belum jelas bagaimana delegasi China akan menanggapi jika angka tersebut diajukan secara resmi dalam pembicaraan.

“Saya perkirakan Beijing akan bersikeras mendapatkan pembebasan tarif 90 hari seperti yang diberikan kepada negara-negara lain untuk menciptakan suasana negosiasi yang kondusif,” kata Ryan Hass, Direktur China Center di Brookings Institution, sembari menambahkan bahwa keputusan besar tampaknya tidak akan terjadi.

“Karena keputusan AS untuk menaikkan tarif dibuat secara sepihak, keputusan untuk menurunkannya juga bisa dilakukan secara sepihak,” tambahnya.

Related Post

Gakoptindo Percaya Tarif Trump Tidak Akan Mengganggu Harga Kedelai dari AS

BANDUNG - Gakoptindo Percaya Tarif Trump Tidak Akan Mengganggu Harga Kedelai dari ASPANGKEP NEWS -…

Meningkatnya Pembukaan Rekening Bank Swiss oleh Warga Kaya AS: Apa yang Terjadi?

Meningkatnya Pembukaan Rekening Bank Swiss oleh Warga Kaya AS: Apa yang Terjadi?Jakarta, PANGKEP NEWS -…

Harga Emas Antam Hari Ini 16 April Meningkat Lagi, Simak Rinciannya

Harga Emas Antam Hari Ini 16 April Meningkat Lagi, Simak RinciannyaPANGKEP NEWS - JAKARTA -…