Waspada! Perlambatan Investasi Asing, Ambisi Indonesia Maju Bisa Terancam
Jakarta, PANGKEP NEWS – Abdul Manap Pulungan, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menekankan pentingnya peningkatan investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) guna mencapai impian Indonesia menjadi negara maju.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, investasi asing langsung di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$ 60.014 juta. Kontributor terbesar berasal dari Singapura dengan US$ 20,1 juta, diikuti oleh Hong Kong sebesar US$ 8,2 juta, China US$ 8,1 juta, Malaysia US$ 4,2 juta, dan Amerika Serikat dengan US$ 3,7 juta.
Di tahun 2023, realisasi investasi modal asing mencapai US$ 50.267 juta, naik dibandingkan tahun 2022 yang hanya mencapai US$ 45.605 juta.
Abdul menyatakan bahwa FDI merupakan salah satu elemen krusial untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional. Meski begitu, investasi asing masih dianggap lambat.
Kondisi ini dipengaruhi oleh ketatnya likuiditas global. Hal ini tercermin dari tingginya suku bunga acuan saat ini.
“FDI yang kita kenal saat ini masih belum membaik karena situasi yang menggambarkan likuiditas global yang ketat, terlihat dari suku bunga acuan yang tinggi,” ujar Abdul dalam diskusi publik INDEF, Kamis (17/4/2025).
Selain itu, tren pergeseran dana investasi global juga mengalami perubahan. Karena ketidakpastian global, dana lebih cenderung berpindah ke pasar saham, obligasi, dan emas.
“Investasi di pasar FDI masih rendah, terutama karena suku bunga yang tinggi,” tambahnya.
Lebih jauh, kondisi geopolitik juga turut mempengaruhi keraguan investor untuk melakukan investasi modal.
“FDI diperkirakan akan tetap rendah seiring dengan persepsi investor terhadap dampak kebijakan Trump,” tegasnya.
(wur)