Posted On Mei 10, 2025

Indonesia Berpotensi Membangkitkan Kembali Ekonominya dengan Basis yang Kuat

Citra Anggrek 0 comments
BERITA PANGKEP >> ekonomi >> Indonesia Berpotensi Membangkitkan Kembali Ekonominya dengan Basis yang Kuat
indonesia disebut punya modal kuat untuk pulihkan ekonomi

Jakarta, PANGKEP NEWS –

Bank terbesar di Asia Tenggara, DBS, memberikan perhatian kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. DBS berencana meninjau kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 5% pada 2025, yang saat ini menghadapi risiko penurunan moderat.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diketahui melambat menjadi 4,85% pada kuartal pertama 2025, dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5%. Salah satu faktor perlambatan ini adalah konsumsi domestik yang menurun. Konsumsi pemerintah menurun 1,2% year on year (yoy) pada kuartal pertama 2025, sementara pada kuartal yang sama 2024 terjadi peningkatan 20% yoy berkat adanya Pemilu.

Dari perspektif global, kebijakan kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat dikhawatirkan bisa memicu perang dagang, yang pada akhirnya akan berdampak pada ekonomi global dan nasional. Selain itu, pasar juga terpengaruh oleh kebijakan imigrasi dan langkah Departemen Efisiensi Pemerintah AS yang mengurangi jumlah pegawai federal, mengakibatkan penurunan kepercayaan konsumen dan risiko perlambatan ekonomi.

Meskipun menghadapi perlambatan, DBS melihat Indonesia tetap berkesempatan untuk pulih berkat potensi optimalisasi penanaman modal asing (FDI) serta pemanfaatan ekspor dan strategi Tiongkok+1. Di tengah ketatnya persaingan global, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya tetap ‘tidak memihak’ namun tetap menjaga hubungan dengan semua mitra global utama.

“Di bawah pemerintahan yang baru, DBS Group Research berharap bahwa perdagangan dan investasi akan mendapatkan dorongan baru untuk memanfaatkan perubahan rantai pasokan yang sedang berlangsung, dengan pertimbangan dari strategi Tiongkok+1,” demikian laporan DBS berjudul “Tren Ekonomi Indonesia di Kuartal Pertama 2025: Antara Dorongan Pertumbuhan dan Tantangan Fiskal,” yang dikutip pada Sabtu (9/5/2025).

Pangsa Indonesia dalam ekspor global telah menunjukkan peningkatan tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya antara tahun 2018 dan 2022-2023, terutama di sektor komoditas, kimia, pulp dan kertas, produk kayu, pertanian, tekstil, dan makanan laut.

Indonesia aktif memajukan hilirisasi berbagai komoditas untuk mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga global. Upaya ini dilakukan untuk menarik perusahaan terkenal, menaikkan rantai nilai, dan meningkatkan ekspor produk olahan dari sumber daya alam. Kinerja ekspor Indonesia (22% dari PDB) sangat terkait dengan siklus komoditas.

“Analisis kami terhadap pertumbuhan ekspor masa lalu dibandingkan dengan harga komoditas (menggunakan Indeks CRB Komoditas FTSE/Inti sebagai acuan) menunjukkan korelasi yang erat antara keduanya,” kata DBS Group Research.

DBS Group Research juga mencatat bahwa pertumbuhan konsumsi dan sumber daya manusia di Indonesia terus terjadi. Indonesia memanfaatkan dividen demografis, meski negara-negara tetangga menghadapi penurunan penduduk usia kerja dan peningkatan usia harapan hidup, yang menyebabkan populasi menua dengan cepat.

Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN, Indonesia diuntungkan oleh model pertumbuhan yang didorong konsumsi. Selain meningkatkan kuantitas, pemerintah juga diharapkan dapat memperbaiki kualitas tenaga kerja.

Dari sisi investasi modal dan pengelolaan fiskal pada 2023, pengeluaran modal pemerintah tercatat lebih tinggi dibandingkan subsidi. Ini menandai perubahan signifikan sejak awal 2010-an ketika subsidi hampir dua kali lipat dari belanja modal. Rasionalisasi subsidi telah membantu menahan total tagihan subsidi sejak 2015-2017.

“Seiring dengan perbaikan komposisi pengeluaran, fokus kemungkinan akan bergeser ke kualitas belanja. Saat ini, proporsi belanja modal relatif kecil dibandingkan pengeluaran pendapatan (material, pegawai, bunga, subsidi, dll.). Pengeluaran untuk pengembangan lebih tinggi diperlukan untuk meningkatkan kapasitas produktif ekonomi dan menarik minat investor,” tutup laporan tersebut.

Related Post

SLIK Jadi Hambatan Pembelian Rumah, Maruarar Siapkan Inovasi Baru

SLIK Jadi Hambatan Pembelian Rumah, Maruarar Siapkan Inovasi BaruJakarta, PANGKEP NEWS - Maruarar Sirait, Menteri…

Harga Emas Antam Turun, Kembali ke Rp1,9 Juta

Jakarta, PANGKEP NEWSHarga emas Logam Mulia dari PT Aneka Tambang Tbk mengalami penurunan pada hari…

Video: OJK Awasi Potensi Peningkatan NPL Akibat Perang Dagang

OJK Awasi Potensi Peningkatan NPL Akibat Perang DagangJakarta, PANGKEP NEWS - Otoritas Jasa Keuangan (OJK)…