Daftar 9 Negara Dengan Kepemilikan Nuklir Terbanyak: Termasuk Pakistan dan India
Jakarta, PANGKEP NEWS – Ketegangan yang meningkat antara India dan Pakistan menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya perang nuklir besar. Kedua negara ini sama-sama memiliki kekuatan nuklir yang signifikan.
Hingga saat ini, India dan Pakistan terus terlibat baku tembak di perbatasan Kashmir. Meski belum ada penggunaan senjata nuklir, serangan yang berkelanjutan memunculkan kekhawatiran bahwa perang nuklir bisa pecah kapan saja. Terbaru, militer Pakistan mengklaim bahwa pada Sabtu pagi (10/5/2025), India telah menargetkan tiga pangkalan militer Angkatan Udara Pakistan.
Skenario konflik nuklir antara India dan Pakistan terus menjadi perhatian. Kondisi ini memanas setelah insiden penembakan di Kashmir India bulan lalu, yang memicu serangan balasan dari New Delhi ke Pakistan.
Islamabad dan New Delhi memiliki ratusan hulu ledak nuklir masing-masing. Dalam eskalasi terbaru, salah satu publikasi, Routledge, memprediksi konflik nuklir antara India dan Pakistan pada tahun 2025, dipicu oleh serangan teror dengan banyak korban jiwa.
AS Tetap Menjadi Pemimpin Nuklir
Berdasarkan data per Januari 2024, terdapat 12.121 hulu ledak nuklir tersebar di berbagai negara di dunia.
Meskipun ada upaya untuk mengurangi persenjataan nuklir, kapasitas penghancuran ini tetap signifikan dan bisa menjadi alat strategi di tengah ketegangan politik global.
Rusia dan Amerika Serikat mendominasi dengan lebih dari 87% penguasaan senjata nuklir dunia, masing-masing memiliki 5.580 dan 5.044 hulu ledak.
Selain dua negara besar ini, kekuatan nuklir lainnya, termasuk Israel, memainkan peran penting dalam menjaga atau bahkan mengancam stabilitas regional.
Israel diperkirakan memiliki 90 hulu ledak nuklir, meskipun tidak pernah secara resmi mengakui kepemilikannya.
Kepemilikan nuklir oleh Israel selalu menjadi isu sensitif, terutama di Timur Tengah yang penuh dengan konflik dan rivalitas antar negara.
Senjata pemusnah massal ini memberikan Israel keunggulan militer strategis yang bisa digunakan sebagai ancaman atau alat pertahanan melawan musuh-musuhnya, termasuk Iran, yang memiliki hubungan permusuhan dengan Israel.
Ketegangan antara Israel dan Iran yang semakin meningkat, dengan serangan rudal dan ancaman balasan, meningkatkan kekhawatiran dunia akan potensi konflik lebih luas.
Iran, meskipun tidak secara langsung memiliki senjata nuklir, telah lama dicurigai berusaha mengembangkan program nuklirnya, yang ditentang keras oleh Israel.
Kedua negara telah terlibat dalam berbagai bentrokan tidak langsung selama bertahun-tahun, namun situasi terbaru menciptakan kekhawatiran akan kemungkinan perang besar, terutama jika senjata nuklir mulai dilibatkan dalam konflik.
Selain Israel, kekuatan nuklir penting lainnya adalah China dengan 500 hulu ledak, serta Prancis dan Inggris masing-masing memiliki 290 dan 225 hulu ledak.
Di Asia Selatan, India dan Pakistan masing-masing memiliki 172 dan 170 hulu ledak, dan terus terlibat dalam ketegangan militer terkait sengketa wilayah.
Korea Utara, meski hanya memiliki sekitar 50 hulu ledak, menjadi ancaman bagi stabilitas Asia Timur dengan program nuklirnya yang agresif dan sering menentang resolusi internasional.
Ancaman nuklir global, yang dulunya tampak jauh dan hanya dibahas dalam konteks Perang Dingin, kini kembali mencuat dalam konflik kontemporer.
Dalam situasi di mana diplomasi internasional berusaha mencari solusi untuk menghindari perang besar, potensi penggunaan senjata pemusnah massal tetap menjadi ancaman nyata yang harus diwaspadai.
Ketika ketegangan meningkat dan negara-negara berkekuatan nuklir memperkuat posisi mereka, keamanan global menghadapi masa depan yang genting.
Kehadiran 12.121 hulu ledak nuklir di dunia tidak hanya sekadar angka statistik, tetapi simbol ancaman eksistensial yang terus membayangi, terutama dalam kondisi geopolitik yang rentan saat ini.
PANGKEP NEWS RESEARCH
(mae/mae)