Posted On April 30, 2025

Penambangan Pasir Ancam Keberlangsungan Kebun Salak Pondoh di Lereng Merapi

Erika Devi 0 comments
BERITA PANGKEP >> lingkungan >> Penambangan Pasir Ancam Keberlangsungan Kebun Salak Pondoh di Lereng Merapi
marak tambang pasir malapetaka ancam kebun salak pondoh di merapi

Penambangan Pasir Ancam Keberlangsungan Kebun Salak Pondoh di Lereng Merapi

Jakarta, PANGKEP NEWS – Aktivitas penambangan pasir di lereng Gunung Merapi telah menyebabkan para petani salak pondoh di Kabupaten Sleman, Yogyakarta mengalami kesulitan dalam menanam buah tersebut saat musim kemarau. Penambangan ini berdampak pada berkurangnya sumber air di kawasan lereng gunung.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Salak Pondoh Sleman sekaligus pemilik desa agrowisata Omah Salak, Surya Agung Saputra, menyatakan bahwa penambangan pasir yang semakin masif membuat penanaman salak pondoh saat musim kemarau menjadi sulit dan meningkatkan risiko gagal panen.

“Potensi gagal panen sangat besar karena kesulitan dalam pengairan saat kemarau. Salak termasuk tanaman palem, sehingga membutuhkan pengairan dan kelembapan yang cukup. Jika sumber airnya berkurang, bagaimana salak bisa tumbuh,” kata Surya kepada PANGKEP NEWS, Rabu (30/4/2025).

Akibat dari situasi ini, kualitas salak menurun. Sebelum maraknya penambangan pasir, Surya menyebutkan bahwa kualitas salaknya cukup baik dengan ukuran yang besar. Namun, setelah penambangan pasir meningkat, ukuran salak cenderung kecil dan kering.

“Dulu ukuran buahnya besar, sekarang kecil dan kering, sehingga tidak bisa tumbuh besar, malah menjadi kering. Ini menyebabkan gagal panen,” ungkap Surya.

Ketika salak gagal panen, pohon-pohonnya berisiko mati karena kekurangan air dan kelembapan serta kondisi yang kering.

“Jika tidak menghasilkan buah, itu berarti gagal panen, akhirnya banyak pohon yang mati,” ujarnya.

Dalam hal ekspor, kini sulit untuk dipenuhi dan harus mencari alternatif dari daerah lain seperti Kabupaten Wonosobo dan wilayah Jawa Tengah lainnya.

“Dulu kami sering melakukan ekspor dengan volume terbesar dari sini. Sekarang, sulit karena panennya juga sulit, akhirnya harus mengambil dari daerah lain seperti Wonosobo atau wilayah Jawa Tengah lainnya,” tambahnya.

Jika pohon salak mati dan tidak bisa tumbuh, banyak petani terpaksa beralih menanam sayuran seperti cabai dan lainnya.

“Karena tidak ada pengairan, banyak yang kering saat kemarau, sehingga terpaksa beralih menanam sayuran seperti cabai. Namun, air yang terbatas membuat sulit juga untuk menanam sayuran,” katanya.

Mengenai dampak ini, pihaknya meminta pemerintah, terutama pemerintah Jawa Tengah, untuk menindak penambang pasir ilegal di Jawa Tengah agar dampaknya tidak semakin membesar.

“Kami berharap agar penambangan pasir ini dapat dikendalikan oleh pemerintah Jawa Tengah, karena masalahnya berasal dari Magelang, jadi ini merupakan kewenangan pemerintah Jawa Tengah,” pungkasnya.

Related Post

Kesadaran Generasi Muda Terhadap Lingkungan Meningkat, ESG Jadi Prioritas Utama

Jakarta – Kesadaran Generasi Muda Terhadap Lingkungan MeningkatJakarta – Sekretaris Utama Kementerian Lingkungan Hidup, Rosa…

Memperkenalkan Green Policing di UIR, Kapolda Riau Ajak Mahasiswa Peduli Lingkungan

Memperkenalkan Green Policing di UIR, Kapolda Riau Ajak Mahasiswa Peduli LingkunganPANGKEP NEWS, RIAU - Kapolda…

Bersiaplah untuk Cuaca Ekstrem di Indonesia, BMKG Mengeluarkan Peringatan

Bersiaplah untuk Cuaca Ekstrem di Indonesia, BMKG Mengeluarkan PeringatanJakarta, PANGKEP NEWS - Badan Meteorologi, Klimatologi,…