Posted On Mei 6, 2025

Setelah Mati Suri 4 Hari, Harga Emas Melonjak 2%: Akan Terus Naik?

Hesti Nuraini 0 comments
BERITA PANGKEP >> ekonomi >> Setelah Mati Suri 4 Hari, Harga Emas Melonjak 2%: Akan Terus Naik?

Jakarta – Kabar Gembira bagi Investor Emas

Harga emas dunia akhirnya mengalami lonjakan setelah sebelumnya mengalami penurunan berturut-turut. Kenaikan ini terjadi seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya permintaan safe haven setelah adanya kenaikan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Dalam perdagangan pada hari Senin (05/5/2025), harga emas dunia meningkat sebesar 2,89% mencapai US$3.333,59 per troy ons. Kenaikan ini berhasil mematahkan tren penurunan harga emas selama empat hari berturut-turut sebelumnya.

Namun, pada perdagangan Selasa (06/5/2025) hingga pukul 06.17 WIB, harga emas dunia di pasar spot sedikit melemah sebesar 0,10%, berada di posisi US$3.330,29 per troy ons. Kenaikan harga emas lebih dari 2% pada perdagangan Senin didorong oleh melemahnya dolar dan arus masuk safe haven setelah tarif baru dari Presiden AS menciptakan kembali kekhawatiran terkait dampak perang dagang global.

Pada perdagangan hari Senin, indeks dolar AS turun sebesar 0,50% ke level 99,52 terhadap mata uang lainnya, menjadikan emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Trump pada hari Minggu mengumumkan tarif 100% untuk film yang diproduksi di luar AS, meskipun belum memberikan kejelasan tentang penerapan tarif tersebut.

“Pelemahan dolar AS menguntungkan bagi emas, semakin banyak investor yang memperkirakan bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga setelah data PDB AS minggu lalu di bawah ekspektasi dan situasi terkini dengan minyak,” kata Carlo Alberto De Casa, seorang analis eksternal di Swissquote, sebagaimana dilaporkan oleh PANGKEP NEWS.

Meskipun The Federal Reserve (The Fed) AS secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada hari Rabu, perhatian pasar akan tertuju pada proyeksi ekonomi, kejelasan tentang potensi pemotongan suku bunga di masa mendatang, dan pernyataan Ketua Jerome Powell.

Trump menyatakan bahwa dia tidak akan mengganti Powell sebagai Ketua Dewan The Fed sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026, sambil terus mendesak bank sentral untuk menurunkan suku bunga.

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, bertindak sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian global dan inflasi, dan cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga yang rendah.

Sementara itu, Trump pada hari Minggu menyatakan bahwa AS sedang mengadakan pertemuan dengan banyak negara, termasuk China, untuk membahas kesepakatan dagang, dengan prioritas utamanya adalah mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan China.

“Dengan produksi solar China yang kini melambat di tengah kelebihan pasokan, risiko resesi AS yang meningkat, dan pembelian emas oleh bank sentral yang tetap kuat pada tahun 2025, kami memprediksi emas akan terus mengungguli perak,” menurut catatan dari Goldman Sachs.

PANGKEP NEWS RESEARCH

[email protected]

Related Post

Sri Mulyani: Bersyukur Atas Inflasi Rendah, Tak Banyak Negara yang Bisa

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa perekonomian selama kuartal pertama 2025 menunjukkan…

Allo Bank (BBHI) Raup Laba Rp 113 Miliar di Kuartal I-2025

Allo Bank (BBHI) Raup Laba Rp 113 Miliar di Kuartal I-2025Allo Bank (BBHI) berhasil mencatatkan…

Wow! Ternyata Saham Batu Bara Lebih Menguntungkan daripada Emas

Jakarta - Siapa sangka, dalam satu bulan terakhir, investasi di saham batu bara memberi keuntungan…