Ketegangan Memanas di Antara Dua Kekuatan Nuklir
Jakarta, PANGKEP NEWS – Berbagai manuver pertahanan sedang berlangsung antara Pakistan dan India, dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir. Ketegangan ini meningkat setelah terjadi serangan oleh kelompok teroris di Pahalgam, Kashmir, beberapa pekan yang lalu.
Pada hari Senin (5/5/2025), Pakistan melaksanakan uji coba peluncuran rudal jarak pendek dari seri Fatah. Uji coba ini dilaporkan sukses dengan rudal mencapai target yang ditentukan.
Uji coba tersebut, dengan jangkauan 120 kilometer (74,5 mil), bertujuan untuk memastikan kesiapan operasional militer dan memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi serta peningkatan akurasi rudal, menurut pernyataan dari Hubungan Masyarakat Antar-Layanan (ISPR).
Seri rudal Fatah merupakan sistem roket permukaan-ke-permukaan yang dikembangkan secara domestik dan diproduksi oleh Global Industrial & Defence Solutions (GIDS), konglomerat pertahanan milik negara Pakistan.
Acara peluncuran rudal ini dihadiri oleh perwira senior Angkatan Darat Pakistan yang mengungkapkan kepercayaan penuh pada kesiapan operasional pasukan Pakistan untuk menghadapi setiap ancaman terhadap integritas wilayah mereka.
Pada hari Sabtu sebelumnya, Islamabad juga berhasil menguji Sistem Senjata Abdali dengan jangkauan 450 km (280 mil), sebagai bagian dari latihan militer bernama Latihan Indus.
Respons India
Sementara itu, India belum memberikan komentar resmi terkait uji coba ini. Namun, sebelum latihan pertama, Hindustan Times melaporkan bahwa New Delhi mengkritik uji coba rudal balistik Pakistan sebagai tindakan provokasi yang sembrono.
India, di sisi lain, telah merencanakan latihan pertahanan sipil pada 7 Mei untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi ancaman serangan. Latihan ini melibatkan penggunaan sirene peringatan, pelatihan warga sipil dan pelajar tentang protokol pertahanan sipil, serta prosedur pemadaman listrik darurat.
Kementerian Dalam Negeri India juga meminta negara bagian untuk menyamarkan infrastruktur penting dan melatih evakuasi untuk respons darurat yang cepat dan terkoordinasi.
Latihan semacam ini terakhir kali dilakukan di India pada tahun 1971, saat perjuangan kemerdekaan Bangladesh.
Ketegangan antara Islamabad dan New Delhi meningkat setelah serangan teroris yang menewaskan 26 warga sipil di Pahalgam, Lembah Baisaran, tujuan wisata populer di Jammu dan Kashmir yang dikelola India pada 22 April.
Front Perlawanan, yang diduga terkait dengan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, awalnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut sebelum menarik kembali klaimnya. Pihak berwenang India menetapkan tiga tersangka, dua di antaranya adalah warga Pakistan.
Setelah insiden ini, India menuduh Pakistan mendukung militan bersenjata dalam operasi lintas batas, tuduhan yang dibantah keras oleh Pakistan. Pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan “kebebasan operasional penuh” kepada militer India untuk merespons serangan teroris.
(tps/tps)