Posted On Mei 7, 2025

Apakah Masa Depan Saham BUMI Masih Bersinar?

Sinta Melati 0 comments
BERITA PANGKEP >> ekonomi >> Apakah Masa Depan Saham BUMI Masih Bersinar?
menengok prospek saham bumi apakah masih cerah

Apakah Masa Depan Saham BUMI Masih Bersinar?

Jakarta, PANGKEP NEWS – Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir. Beberapa analis merekomendasikan pembelian untuk saham emiten batu bara milik Grup Bakrie ini.

Menurut Investment Analyst di Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, secara umum kinerja keuangan dan harga saham BUMI masih sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga batu bara. Pergerakan harga komoditas ini cukup terpengaruh oleh permintaan dari China dan India yang masih moderat.

Selain itu, harga batu bara juga dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi dan risiko perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).

“Namun terlihat bahwa BUMI masih mampu menjaga pertumbuhan margin laba operasi dengan baik pada kuartal I-2025 meskipun ada penyesuaian ASP yang menyebabkan penurunan laba bersih. Tarif royalti yang diatur oleh regulasi juga menjadi sentimen yang mempengaruhi saham BUMI; jika tarif royalti menurun, beban operasional dapat lebih terkendali dan profitabilitas bisa meningkat,” kata Indy kepada PANGKEP NEWS, Rabu (7/5/2025).

Indy menambahkan, BUMI tetap memiliki prospek yang cerah seiring dengan peningkatan target produksi batu bara, ditambah dengan kemampuan untuk efisiensi operasional dan diversifikasi yang baik. BUMI juga perlu terus memantau permintaan batu bara global, terutama dari China dan India, sehingga penjualan ekspor dapat meningkatkan margin profitabilitas emiten tersebut.

Lebih lanjut, Indy menyebut restrukturisasi utang yang dilakukan BUMI juga dapat berdampak positif terhadap margin profitabilitas. Restrukturisasi ini dapat mengurangi risiko likuiditas yang dihadapi oleh BUMI.

Dengan mempertimbangkan hal ini, Indy merekomendasikan pembelian trading saham BUMI dengan target harga sekitar Rp 125-130 per saham.

“Saham BUMI masih memiliki potensi untuk mencapai titik acuan baru dengan memantau harga batu bara, sehingga kita dapat memantau harga rata-rata (ASP) batu bara BUMI serta manajemen utangnya, selain juga mengikuti penyesuaian regulasi pemerintah seperti tarif royalti,” tambahnya.

Di sisi lain, Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyatakan bahwa BUMI berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara. Memanfaatkan kondisi harga batu bara yang sedikit di atas batas bawah, seharusnya rata-rata harga jual (ASP) BUMI bisa pulih.

“Tantangannya adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan India yang menjadi sumber permintaan untuk batu bara, yang mana emiten-emiten batu bara kita, termasuk BUMI, juga fokus pada ekspor ini. Jika ada sentimen perang dagang, terkait dengan kebijakan yang diterapkan oleh Trump, maka diplomasi akan menjadi faktor kunci,” jelasnya.

Oleh karena itu, Nafan merekomendasikan pembelian saham BUMI secara akumulatif bagi para investor dengan titik masuk di level Rp 93-99 per saham. Selain itu, Nafan memperkirakan target harga BUMI ada di level Rp 110 – Rp 176 per saham.

“BUMI berpotensi mengalami kenaikan setelah menembus garis tren penurunan. Selain itu, sinyal Stochastics K_D dan RSI positif,” tutup Nafan.

Related Post

Strategi Logistik dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi hingga 8%

Jakarta, PANGKEP NEWSJakarta, PANGKEP NEWS - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peran penting…

Warren Buffett dengan Kekayaan Rp2.763 Triliun: Sumber Pendapatannya

Warren Buffett dengan Kekayaan Rp2.763 Triliun: Sumber PendapatannyaWarren Buffett, yang dikenal sebagai salah satu investor…

SLIK Jadi Hambatan Pembelian Rumah, Maruarar Siapkan Inovasi Baru

SLIK Jadi Hambatan Pembelian Rumah, Maruarar Siapkan Inovasi BaruJakarta, PANGKEP NEWS - Maruarar Sirait, Menteri…