
Prabowo Pastikan Tidak Ada Reshuffle, Investor Menunggu Isyarat dari AS
Pasar keuangan Indonesia berakhir dengan beragam hasil, saham melemah sementara nilai tukar rupiah menguat
Bursa saham Wall Street mengalami peningkatan, saham Boeing anjlok pasca kecelakaan
Dividen serta agenda RUPS, data ekonomi AS, perkembangan negosiasi perdagangan hingga konflik Trump-Powell akan mewarnai pasar keuangan hari ini
Pasar Keuangan Indonesia
Jakarta, PANGKEP NEWS – Pasar keuangan Indonesia berakhir dengan hasil yang beragam pada Kamis (12/6/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat, dan Surat Berharga Negara (SBN) terlihat diburu investor.
Pergerakan pasar keuangan domestik diprediksi masih akan dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri pada Jumat (13/6/2025). Untuk lebih detail mengenai proyeksi ini, silahkan lihat halaman 3 artikel ini.
Pada perdagangan yang berakhir kemarin (12/6/2025), IHSG ditutup melemah 0,25% pada posisi 7.204,37, melanjutkan tren penurunan selama dua hari berturut-turut.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp13,57 triliun dengan 29,46 miliar saham berpindah tangan sebanyak 1,41 juta kali. Dari total saham yang diperdagangkan, 272 saham mengalami kenaikan, 311 saham melemah, dan 223 saham tidak bergerak.
Dari perspektif investor asing, tercatat net sell sebesar Rp282,58 miliar di seluruh pasar.
Performa Sektor Saham
Delapan dari 11 sektor berakhir di zona merah dengan penurunan terbesar terjadi di sektor teknologi sebesar 1,32%, diikuti oleh sektor industri dasar yang turun 0,95%, dan sektor kesehatan yang berkurang 0,66%.
Di sisi lain, sektor transportasi tampil positif dengan kenaikan 1,32%, sementara sektor konsumen siklikal dan keuangan masing-masing naik 0,12% dan 0,02%.
Sentimen Global
Pasar keuangan Indonesia kemarin banyak dipengaruhi oleh sentimen luar negeri, terutama dari Amerika Serikat dan China. AS baru saja merilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Mei 2025 yang naik 0,1% secara bulanan, lebih rendah dari prediksi ekonom sebesar 0,2%, sementara secara tahunan mencapai 2,4%, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Selain itu, kesepakatan dagang antara AS dan China telah tercapai, meredakan ketegangan antara kedua negara. Perjanjian ini mencakup penghapusan pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang serta memberikan akses lebih luas bagi mahasiswa China ke universitas AS.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan ini melalui media sosialnya, menyatakan bahwa tarif total 55% akan dikenakan oleh AS, sementara China mendapatkan tarif 10%. Kesepakatan ini diharapkan membawa stabilitas bagi pasar global.
Pasar Mata Uang
Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terlihat menguat, ditutup pada posisi Rp16.230/US$ atau naik 0,12%.
Dolar merosot pada sore hari kemarin karena meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) tahun ini, serta masih adanya ketidakpastian atas perang tarif.
Negosiasi Dagang
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan pada Rabu bahwa ia bersedia memperpanjang batas waktu 8 Juli untuk menyelesaikan perundingan perdagangan dengan negara-negara, tetapi menambahkan bahwa AS akan mengirimkan surat dalam beberapa minggu mendatang yang menentukan persyaratan perjanjian perdagangan ke puluhan negara lain, yang kemudian dapat diterima atau ditolak.
Pernyataan ini mengikuti komentar dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahwa pemerintahan Trump mungkin menawarkan perpanjangan batas waktu kesepakatan perdagangan bulan Juli bagi negara-negara yang bernegosiasi dengan itikad baik.
Pasar Saham AS
Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia, terutama ditopang sektor energi.
Indeks S&P naik 0,38% dan ditutup di level 6.045,26. Saat ini, indeks S&P 500 hanya kurang dari 2% dari rekor tertingginya. Nasdaq Composite menguat 0,24% dan mengakhiri perdagangan di 19.662,48, sementara Dow Jones Industrial Average naik 101,85 poin atau 0,24%, menetap di 42.967,62.
Kinerja Saham Boeing
Saham Boeing mengalami penurunan 4,7% pada perdagangan kemarin setelah pesawat Air India Dreamliner 787 mengalami kecelakaan usai lepas landas dengan 242 penumpang di dalamnya.
Pesawat mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas di dekat Bandara Ahmedabad, India. Pesawat yang terlibat adalah Boeing 787-8 Dreamliner.
Indonesia dan AS
Pasar keuangan Indonesia akan mengakhiri perdagangan pada hari ini. Sentimen eksternal diprediksi akan memberikan dampak yang lebih besar daripada sentimen dari dalam negeri. Mulai dari kesepakatan antara AS dengan China, data Indeks Harga Produsen (IHP) AS, hingga ketegangan di Timur Tengah.
Dari dalam negeri, isu reshuffle kabinet yang sempat berhembus kencang ternyata tidak terbukti. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kabinetnya tidak akan diganti, yang tentunya menjadi kabar baik karena mengurangi ketidakpastian.
Namun, investor masih cemas dengan banyaknya kabar penting dari AS mulai dari negosiasi dagang hingga data ekonomi AS. Ketegangan baru antara Presiden AS Trump dan Ketua The Fed Jerome Powell juga membuat investor was-was.
Data Ekonomi dan Kebijakan
Indeks Harga Produsen (IHP/PPI) Amerika Serikat naik tipis menjadi 2,6% secara tahunan pada Mei 2025, dari 2,5% pada April, sejalan dengan ekspektasi pasar yang menunjukkan bahwa tekanan inflasi dari sisi produsen masih terkendali.
Data yang menunjukkan kestabilan inflasi ini bisa memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih akomodatif jika diperlukan.
Kesepakatan Dagang AS-China
Pembicaraan yang bertujuan untuk mendinginkan ketegangan antara AS dan China berakhir dengan sebuah “kesepakatan,” menurut Presiden AS Donald Trump.
China setuju untuk memasok magnet dan logam tanah jarang kepada perusahaan-perusahaan AS, sementara AS akan menarik kembali ancamannya untuk mencabut visa pelajar China.
Trump mengatakan dia akan menetapkan tarif sepihak dengan mitra dagang dalam satu atau dua minggu ke depan. Rincian tentang perjanjian baru dengan China masih terbatas.
Indikator Ekonomi Nasional
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2025 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2025 yang tetap berada pada level optimis sebesar 117,5.
Harga emas menguat ke level tertinggi dalam satu minggu terakhir, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif perdagangan AS, mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.