Jakarta – Pemerintah Upayakan Indonesia Bebas Impor Gas Alam
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mencegah impor gas alam cair (LNG). Pernyataan ini muncul di tengah isu kemungkinan defisit gas nasional dan potensi impor LNG dari Amerika Serikat.
Bahlil menjelaskan, kekhawatiran defisit gas muncul akibat peningkatan konsumsi domestik yang tidak diperkirakan dengan baik. Namun, setelah dilakukan peninjauan, produksi gas seharusnya dapat dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri.
“Sampai saat ini belum ada impor gas, dan kami berusaha maksimal agar tidak perlu ada impor gas (LNG),” ujar Bahlil dalam pernyataan tertulis, Kamis (1/5/2025).
Bahlil juga memproyeksikan bahwa produksi gas pada tahun 2026 dan 2027 akan meningkat, dan berharap tidak ada impor gas selama periode tersebut.
“Kecuali dalam keadaan darurat, kita harus percaya bahwa produksi dalam negeri dapat mencukupi kebutuhan kita,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan beberapa barang impor dari Amerika Serikat yang akan semakin banyak diserap oleh Indonesia untuk menyeimbangkan defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia.
“Beberapa komoditas dan produk manufaktur dapat kita manfaatkan untuk mengurangi atau menghilangkan surplus ini,” kata Sri Mulyani dalam program First On PANGKEP NEWS, dikutip Senin (28/4/2025).
Produk pertama yang menjadi target adalah produk agrikultur seperti gandum, kedelai, dan jagung.
“Saya yakin produk pertanian ini penting bagi banyak konstituen di Amerika Serikat, dan Indonesia mengimpor produk ini tidak hanya dari Amerika tetapi juga dari banyak negara lainnya,” tegasnya.
Produk kedua adalah minyak dan gas bumi, khususnya LNG dan LPG, yang dinilai penting bagi Indonesia karena Indonesia bukan produsen migas utama.
Ketiga, impor akan dioptimalkan dari perusahaan penerbangan AS, Boeing, meski tidak dijelaskan lebih lanjut produk apa saja yang akan diimpor.
“Area ini memungkinkan kita melakukan outsourcing minyak dan gas dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing,” tutupnya.