Rupiah Tersisih, Peso dan Ringgit Kuasai Asia
Jakarta, PANGKEP NEWS – Pekan ini, mata uang utama di Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi terhadap dolar Amerika Serikat. Rupiah masih mengalami sedikit pelemahan, sementara peso Filipina dan ringgit Malaysia justru menguat.
Menurut Refinitiv, rupiah ditutup di level Rp 16.825 per US$1 pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (25/4/2025). Nilai ini turun tipis 0,03% selama sepekan. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif rupiah menjadi lima pekan berturut-turut, meskipun penurunan minggu ini lebih kecil dibandingkan pekan lalu yang mencapai 0,18%.
Pelemahan rupiah masih lebih kecil dibandingkan yen Jepang yang turun signifikan 1,04% minggu ini.
Rupiah sempat menjadi mata uang terkuat di Asia pada Jumat pagi, tetapi secara keseluruhan masih melemah dalam sepekan.
Sebaliknya, beberapa mata uang Asia mengalami penguatan signifikan minggu ini.
Peso Filipina memimpin penguatan dengan peningkatan hingga 0,94%, diikuti oleh ringgit Malaysia.
Yen Jepang melemah seiring meredanya ketegangan perang dagang antara AS dan China. Yen sering dianggap sebagai mata uang safe haven yang diminati saat terjadi ketegangan politik dan ekonomi.
Dengan berkurangnya ketegangan antara China dan AS, permintaan terhadap yen menurun. Selain itu, yen juga melemah karena inflasi di Jepang yang meningkat.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Muamalat Malaysia Bhd, Dr. Mohd Afzanizam Abdul Rashid, menyatakan bahwa ringgit menguat karena aliran dana asing mulai kembali ke pasar negara berkembang seperti Malaysia. Para investor mulai masuk seiring meredanya ketegangan perang dagang.
“Kondisi ini membuat mata uang pasar berkembang terapresiasi, termasuk ringgit,” ujarnya kepada Bernama.
PANGKEP NEWS RESEARCH