Posted On Mei 27, 2025

Mengapa China Semakin Kuat Setelah Diblokir Secara Total oleh Trump

Hesti Nuraini 0 comments
BERITA PANGKEP >> Teknologi >> Mengapa China Semakin Kuat Setelah Diblokir Secara Total oleh Trump

China Semakin Kuat di Tengah Blokade Teknologi AS

Jakarta – Amerika Serikat (AS) semakin ketat dalam membatasi ekspor teknologi canggih, termasuk chip AI, ke China. Namun, upaya pemerintahan Donald Trump untuk menghentikan perkembangan teknologi China ternyata belum membuahkan hasil signifikan.

China terus menunjukkan kemampuannya dalam inovasi AI meskipun menghadapi berbagai pembatasan dari AS. Dua perusahaan teknologi besar di China, Tencent dan Baidu, telah mengungkap strategi mereka untuk tetap bertahan dan berkembang dalam sektor AI.

Strategi mereka mencakup penimbunan chip, pengembangan model AI yang lebih efisien, dan penggunaan semikonduktor produksi dalam negeri.

Martin Lau, presiden Tencent (WeChat), mengungkapkan bahwa perusahaannya memiliki persediaan chip yang cukup banyak yang telah dibeli sebelumnya. Ia menyoroti unit pemrosesan grafis (GPU), jenis semikonduktor yang menjadi standar dalam melatih model AI skala besar.

Sebagai catatan, model AI memerlukan kekuatan komputasi yang besar yang disuplai oleh GPU untuk mengolah data dalam jumlah besar.

Namun, Lau menyatakan bahwa perusahaannya berusaha memaksimalkan penggunaan GPU yang tersedia. Ini berbeda dengan pandangan perusahaan AS yang percaya bahwa kluster GPU harus diperluas untuk menciptakan AI yang lebih canggih.

Tencent diklaim mampu mencapai hasil pelatihan yang baik dengan kelompok chip yang lebih kecil.

“Pendekatan ini membantu kami untuk memaksimalkan inventaris chip kelas atas yang kami miliki dalam melanjutkan pelatihan model kami untuk masa mendatang,” kata Lau, dikutip dari PANGKEP NEWS International, Selasa (27/5/2025).

Terkait inferensi, yaitu proses pelaksanaan tugas AI sebenarnya alih-alih sekadar pelatihan, Lau mengatakan Tencent menggunakan optimalisasi perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi, sehingga dapat menggunakan jumlah GPU yang sama dalam menjalankan fungsi tertentu.

Lau menambahkan bahwa perusahaan juga tengah mempertimbangkan penggunaan model yang lebih kecil dan tidak memerlukan daya komputasi besar. Selain itu, Tencent juga meningkatkan pemanfaatan chip yang saat ini tersedia di China.

Strategi ‘Google’ ala China

Baidu, yang sering disebut sebagai ‘Google’ China, memiliki pendekatan serupa dengan sedikit perbedaan. Baidu menonjolkan kapabilitas “tumpukan penuh”, yakni penggabungan infrastruktur cloud, model AI, dan aplikasi aktual berdasarkan model tersebut, seperti chatbot ERNIE.

“Meski tanpa akses ke chip tercanggih, kapabilitas AI tumpukan penuh kami yang unik memungkinkan kami membangun aplikasi yang kuat dan memberikan nilai signifikan,” kata Dou Shen, presiden cloud AI Baidu, dalam laporan kinerja perusahaan pekan ini.

Baidu juga menonjolkan pengoptimalan perangkat lunak dan kemampuan untuk mengurangi biaya menjalankan modelnya, karena memiliki banyak teknologi dalam tumpukan tersebut.

Manajemen Baidu juga membicarakan efisiensi yang memungkinkan perusahaan mendapatkan lebih banyak dari GPU yang mereka miliki.

“Dengan model dasar yang membutuhkan daya komputasi yang besar, kemampuan untuk membangun dan mengelola kluster GPU skala besar dan memanfaatkan GPU secara efektif telah menjadi keunggulan kompetitif utama,” kata Shen.

Eksekutif Baidu juga memuji kemajuan yang dicapai oleh perusahaan teknologi domestik China dalam semikonduktor AI. Menurutnya, langkah ini akan mengurangi dampak pembatasan chip oleh AS.

Ambisi Chip China

China telah berupaya mengurangi ketergantungan pada AS dengan mengembangkan desain chip secara mandiri selama beberapa tahun terakhir. Kebanyakan pakar menyatakan bahwa saat ini China memang belum bisa menandingi kemampuan AS dalam hal pengembangan GPU dan chip AI.

Namun, China telah memiliki beberapa keahlian yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Analis dari Gartner, Gaurav Gupta, menyebut strategi penimbunan chip sebagai salah satu langkah perusahaan China untuk mengatasi dampak pembatasan ekspor dari AS.

Secara bersamaan, terlihat perkembangan pesat di industri chip lokal buatan China.

“China juga telah mengembangkan ekosistem semikonduktor domestiknya sendiri, mulai dari bahan hingga peralatan, chip, dan pengemasan. Berbagai segmen telah menunjukkan kemajuan. Ini menunjukkan konsistensi China, dan harus diakui bahwa mereka telah mencapai keberhasilan yang cukup signifikan,” kata Gupta kepada PANGKEP NEWS International.

“Ini memberi jalan bagi mereka untuk mendapatkan chip AI, yang mungkin belum dapat bersaing dengan chip dari para pemimpin chip AS, tetapi terus mengalami kemajuan,” tambahnya.

Banyak eksekutif AS telah mendesak Washington untuk menghapus pembatasan ekspor mengingat kemajuan China yang semakin ‘mengkhawatirkan’. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyebut pembatasan tersebut sebagai “kegagalan” pekan ini, dengan mengatakan bahwa pembatasan tersebut lebih merugikan bisnis AS daripada China.

Related Post

BRIN Ungkap Motivasi Utama Pengguna Aplikasi Kencan: Mencari Partner Seks

BRIN Ungkap Motivasi Utama Pengguna Aplikasi Kencan: Mencari Partner SeksJakarta, PANGKEP NEWS - Aplikasi kencan…

Raja Ojol Tutup di RI, Mengancam Masa Depan Driver Online

Raja Ojol Tutup di RI, Mengancam Masa Depan Driver OnlineJakarta – Perusahaan besar layanan ride…

Transmart Menunjukkan Popularitas Sepeda Listrik yang Kian Meningkat

Transmart Menunjukkan Popularitas Sepeda Listrik yang Kian MeningkatDi Indonesia, minat terhadap kendaraan bertenaga listrik terus…