Jakarta –
Pergerakan harga emas saat ini terkesan datar dan kembali mengalami pelemahan setelah sempat naik. Saat ini, harga emas bergerak dalam area konsolidasi, sehingga tidak banyak terjadi perubahan signifikan. Penurunan ketegangan perdagangan menjadi faktor menurunnya harga emas saat ini.
Pada perdagangan Selasa lalu (29/4/2025), harga emas global di pasar spot turun 0,76% ke posisi US$3.316,11 per troy ons.
Hari ini, Rabu (30/4/2025) hingga pukul 06.12 WIB, harga emas global di pasar spot melemah 0,03% ke level US$3.314,79 per troy ons.
Pada perdagangan Selasa, emas turun hampir 1% akibat sinyal berkurangnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Hal ini mengurangi sebagian permintaan untuk aset safe haven, sementara investor menantikan data ekonomi utama pekan ini untuk menilai prospek kebijakan The Federal Reserve.
“Ada harapan bahwa akan ada sedikit penurunan eskalasi dalam perdagangan antara AS dan China,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada PANGKEP NEWS.
Pemerintah Presiden Donald Trump berencana mengurangi dampak tarif otomotif dengan menurunkan pajak atas suku cadang asing dalam mobil buatan AS dan memastikan mobil impor tidak dikenakan berbagai tarif, menurut para pejabat.
Pelemahan ketegangan perdagangan menyebabkan aksi jual emas sebagai aset tradisional untuk lindung nilai terhadap ketidakstabilan global, yang sebelumnya telah meningkat ke level tertinggi baru di US$3.500,05 per troy ons pekan lalu.
Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, menyatakan pada hari Senin bahwa beberapa mitra dagang utama telah mengusulkan langkah-langkah yang “sangat baik” untuk menghindari tarif AS. Langkah terbaru China dalam membebaskan barang-barang AS tertentu dari tarif pembalasan menunjukkan keinginan untuk meredakan ketegangan perdagangan, tambah Bessent.
Fokus investor saat ini tertuju pada rangkaian data ekonomi penting AS minggu ini, termasuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada hari Rabu, dan laporan gaji nonpertanian bulanan pada hari Jumat.
“Melihat level kunci emas dalam jangka pendek, US$3.500 per troy ons akan menjadi level di mana orang-orang cenderung masuk dan mulai melikuidasi, yang merupakan dinamika pasar yang normal,” ungkap Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors.
“Pada akhir kuartal II, kita mungkin melihat emas naik ke US$3.590 per troy ons. Untuk akhir tahun, saya perkirakan akan mencapai US$3.800 per troy ons,” tambah Matousek.
Emas Diramal Tembus US$ 5.000
John Paulson, seorang investor terkenal yang memperoleh keuntungan besar selama krisis keuangan global, memprediksi harga emas dapat mendekati US$5.000 per troy ons pada 2028 di tengah ketegangan perdagangan dan pembelian masif oleh bank sentral, menurut wawancara dengan PANGKEP NEWS.
Emas secara luas dianggap sebagai aset aman dan nilai lindung terhadap ketidakpastian global. Harga emas baru-baru ini meningkat dan mencapai rekor baru di US$3.500,05 per troy ons.
“Itu adalah prediksi yang masuk akal dan berdasar. Saat bank sentral dan masyarakat mencari tempat penyimpanan nilai yang lebih stabil, saya pikir peran emas di dunia akan meningkat,” kata Paulson, dikutip dari PANGKEP NEWS International.
Paulson adalah pemegang saham terbesar di Perpetua Resources, pengembang emas dan antimoni di Idaho. Dia juga membeli 40% saham proyek Donlin milik NovaGold di Alaska dari Barrick.
PANGKEP NEWS RESEARCH