Posted On Mei 1, 2025

Pemerintah dan Industri Bersama-sama Mempercepat Pengembangan Alumina

Rian Purnama 0 comments
BERITA PANGKEP >> ekonomi >> Pemerintah dan Industri Bersama-sama Mempercepat Pengembangan Alumina
pemerintah dan pelaku usaha siapkan akselerasi industri alumina

Pemerintah dan Industri Bersama-sama Mempercepat Pengembangan Alumina

Jakarta – Pemerintah terus memperkuat dasar hilirisasi mineral dengan memaksimalkan potensi komoditas bauksit yang dianggap strategis dalam peta pengembangan industri nasional. Dengan cadangan yang melimpah dan pasar yang terus berkembang, bauksit berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebutkan bahwa kebijakan larangan ekspor bijih bauksit serta penetapan Harga Patokan Mineral (HPM) bukan sekadar alat fiskal, tetapi merupakan implementasi nyata dari amanat Undang-Undang Minerba.

“UU No. 3 Tahun 2020 dengan jelas menuntut peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian. Larangan ekspor bijih bauksit sejak Juni 2023 bukanlah keputusan yang tiba-tiba, melainkan bagian dari transisi yang telah disiapkan sejak lama,” ujar Tri dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Kamis (1/5/2025).

Tri menambahkan, cadangan bauksit Indonesia termasuk salah satu yang terbesar. Pada 2022, produksi bijih bauksit nasional mencapai 31,8 juta ton. Namun, setelah diberlakukannya larangan ekspor, produksi menurun menjadi 19,8 juta ton pada 2023, dan 16,8 juta ton pada 2024. Meski demikian, ESDM optimistis angka ini akan kembali meningkat dengan adanya proyek-proyek hilirisasi baru yang mendekati tahap operasional.

Salah satu perusahaan yang telah menyiapkan ekosistem hilirisasi yang terintegrasi adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM). Direktur Utama Antam, Niko Kanter, menjelaskan bahwa perusahaan terus berkomitmen memperkuat rantai nilai bauksit, dari hulu hingga ke produk alumina.

“ANTAM telah memproduksi bauksit sebesar 1,3 juta wet metric ton (WMT) pada 2024, dengan penjualan 0,7 juta WMT. Kami juga memiliki segmen hilir bersama Indonesia Chemical Alumina (ICA), dengan produksi mencapai 148 ribu ton dan penjualan 177 ribu ton alumina,” ungkap Niko.

Antam juga merupakan salah satu pemegang saham di PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), yang saat ini telah memasuki tahap transisi ke operasi komersial. BAI telah berhasil melakukan produksi percobaan alumina dan mengirimkan 21 ribu ton pertama ke PT Inalum untuk pengujian kualitas.

“Dengan kehadiran BAI, ekosistem hilirisasi aluminium nasional menjadi lebih lengkap. Bauksit kami diolah menjadi alumina, dan selanjutnya diserap oleh Inalum menjadi aluminium. Ini adalah bentuk hilirisasi nyata yang memberikan dampak langsung pada industri strategis nasional,” tambah Niko.

Related Post

Video: Awas Pak Prabowo! Ancaman Barang Impor Ilegal di Depan Mata

Jakarta – Gangguan Rantai Pasok dan Pelemahan Ekonomi GlobalKonflik perdagangan yang masih berlangsung telah menyebabkan…

Menteri ESDM Tinjau Operasional Hulu Migas di PHM

Menteri ESDM Tinjau Operasional Hulu Migas di PHMJakarta – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), bagian…

Indikasi Uang Warga RI Menipis: Pedagang Mangga Dua Mengeluh Omzet Menurun

Jakarta – Pedagang di Area Mangga Dua Mengeluh Omzet MenurunPara pedagang di Mangga Dua, baik…