Petani di Provinsi Ini Meraup Untung dari Gabah
Jakarta, PANGKEP NEWS – Produksi gabah berperan penting sebagai indikator dalam menilai ketahanan pangan.
Gabah Kering Giling (GKG) merupakan tahap awal dalam proses menjadi beras. Dari GKG ini, beras kemudian diproduksi melalui proses penggilingan.
GKG adalah gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling menjadi beras, sehingga memainkan peran krusial dalam memastikan ketersediaan beras sebagai bahan pangan pokok.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), harga GKG di tingkat petani sangat dipengaruhi oleh musim dan kualitas panen gabah.
Penanaman padi yang dilakukan hampir bersamaan pada musim tertentu menyebabkan pasokan melimpah saat panen dan kekurangan ketika musim paceklik.
Musim panen raya seringkali membuat harga gabah jatuh karena adanya peningkatan volume hasil panen yang signifikan.
Hal ini menyebabkan harga cenderung rendah selama musim panen dan perlahan naik hingga musim panen berikutnya.
Sepanjang Januari hingga Desember 2024, rata-rata harga GKG di tingkat petani berkisar antara Rp6.676 per kg hingga Rp8.571 per kg. Beberapa provinsi mencatat harga GKG yang sangat tinggi, memberikan keuntungan lebih bagi para petani karena harga gabah mereka lebih mahal.
Berikut adalah harga GKG di tingkat petani pada tahun 2024 per kilogram (kg):
Secara keseluruhan, rata-rata harga GKG di Indonesia tercatat sebesar Rp7.287 per kilogram.
Perbedaan ini memberikan peluang sekaligus tantangan dalam pengelolaan produksi pangan yang merata dan berkelanjutan. Dengan analisis yang tepat dan kebijakan pertanian yang tanggap, diharapkan semua daerah dapat meningkatkan produktivitas GKG mereka, demi terwujudnya swasembada beras nasional dan penguatan ketahanan pangan Indonesia secara keseluruhan.
PANGKEP NEWS Research