Posted On April 27, 2025

Prediksi Dinamika Pasar Minggu Depan: Inflasi Indonesia dan Data Ketenagakerjaan AS

Rian Purnama 0 comments
BERITA PANGKEP >> Berita >> Prediksi Dinamika Pasar Minggu Depan: Inflasi Indonesia dan Data Ketenagakerjaan AS
ramalan sentimen pasar pekan depan inflasi ri dan data tenaga kerja as

Prediksi Dinamika Pasar Minggu Depan: Inflasi Indonesia dan Data Ketenagakerjaan AS

Jakarta, PANGKEP NEWS Indonesia- Minggu depan, pasar keuangan diperkirakan akan mengalami pergerakan yang fluktuatif. Investor akan memantau inflasi dalam negeri, perkembangan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat, hingga situasi pemulihan ekonomi global.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan untuk mengumumkan data inflasi untuk April 2025 pada 2 Mei. Inflasi menjadi fokus utama, terutama setelah beberapa bulan terakhir terjadi peningkatan tekanan harga bahan pangan akibat faktor musiman dan distribusi.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan laporan Survei Perbankan Triwulan I-2025 pada 28 April. Laporan ini memberikan wawasan mengenai prospek kredit dan likuiditas perbankan di masa mendatang.

Pada 5 Mei, pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk triwulan I-2025 akan menjadi penentu kepercayaan pasar. Optimisme perlu dipertahankan, mengingat sektor konsumsi berpotensi mengalami tekanan di tengah tren suku bunga tinggi.

Pasar juga akan memperhatikan potensi volatilitas rendah di awal minggu, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional (1 Mei) dan Hari Penampahan Kuningan (2 Mei) yang merupakan hari libur di Indonesia.

Di sisi lain, pasar AS tetap aktif sepanjang minggu, dengan volatilitas puncak diperkirakan pada saat rilis data GDP, PCE, dan laporan ketenagakerjaan.

Dari Amerika Serikat, minggu depan akan dipenuhi berbagai data penting yang dapat mempengaruhi pasar global.

Data PCE Price Index untuk bulan Maret, yang merupakan ukuran inflasi favorit Federal Reserve, akan dirilis pada 30 April malam. Proyeksi pasar memperkirakan PCE tahunan naik menjadi 2,5% dari sebelumnya 2,2%. Peningkatan ini bisa memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Selain itu, laporan JOLTs Job Openings dan Consumer Confidence pada 29 April, serta data Initial Jobless Claims dan ISM Manufacturing PMI pada 1 Mei juga akan menjadi acuan bagi pasar untuk mengukur kekuatan ekonomi AS.

Di saat yang sama, data GDP Q1-2025 versi awal akan dirilis. Ekonomi AS diperkirakan tumbuh 0,5% secara kuartalan, melambat dari kuartal sebelumnya, yang menunjukkan dampak pengetatan moneter mulai terasa.

Dari China, pelaku pasar akan memantau NBS Manufacturing PMI dan Caixin Manufacturing PMI untuk April yang akan dirilis pada 30 April pagi.

PMI resmi diperkirakan stabil di area ekspansi tipis, sekitar 50,5, sementara Caixin PMI di angka 51,2. Data ini akan menjadi indikator kesehatan sektor manufaktur China setelah stimulus fiskal dan moneter digencarkan beberapa bulan terakhir.

Jika PMI menguat, sentimen pasar Asia berpeluang membaik. Sebaliknya, bila kembali melemah, kekhawatiran soal prospek pertumbuhan global dapat kembali muncul.

PANGKEP NEWS Indonesia Research

Related Post

Rakyat Menderita, Sultan Terkaya di Indonesia Langsung Berbagi Rp 20 Miliar

Rakyat Menderita, Sultan Terkaya di Indonesia Langsung Berbagi Rp 20 MiliarJakarta, PANGKEP NEWS - Seorang…

Memperingati May Day, Buruh Menuntut Kesejahteraan dan Kepastian Hukum

Jakarta – Ratusan ribu pekerja dari berbagai wilayah berkumpul di Monumen Nasional untuk merayakan Hari…

Waktu dan Tempat Pemakaman Hotma Sitompul

Waktu dan Tempat Pemakaman Hotma SitompulPANGKEP NEWS, JAKARTA - Philipus Sitepu, yang bertindak sebagai juru…