Langkah Menuju Kebebasan Finansial, Ikuti Tahapan Ini!
Jakarta, PANGKEP NEWS – Melakukan investasi memang memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang dapat membantu individu mencapai kebebasan finansial. Namun, ada sejumlah langkah yang harus dilalui sebelum seseorang bisa mencapai kebebasan finansial yang sesungguhnya.
Menurut Financial Expert dari PANGKEP NEWS, Ayyi Achmad H, jalur menuju kebebasan finansial berbeda bagi setiap individu. Meski demikian, dari perspektif perencana keuangan, terdapat beberapa tahapan atau pilar yang perlu dipahami untuk mencapai kebebasan finansial secara individu.
Langkah pertama yang sangat penting adalah memperbaiki arus kas atau cash flow pribadi. Ia menegaskan, tidak tepat membicarakan investasi jika arus kas masih negatif.
“Ibaratnya, pengeluaran kita lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Hal ini tidak akan membawa kita kepada kebebasan finansial, apalagi mencapai kekayaan,” ujarnya dalam acara Kelas Cuan Goes To Campus bertemakan “Investasi Aman Untuk Masa Depan” di Auditorium Gedung D lantai 8 Universitas Trisakti, Rabu (30/4/2025).
Langkah kedua adalah membangun stabilitas keuangan setelah arus kas menjadi positif secara konsisten. Dalam hal ini, setiap orang perlu menyisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat, karena keadaan darurat tidak pernah bisa diprediksi kapan datangnya.
Setelah arus kas positif dan dana darurat memadai, penting bagi setiap individu untuk memiliki proteksi, setidaknya berupa asuransi kesehatan atau jiwa. Jika memiliki kendaraan atau properti, perlindungan terhadap aset tersebut juga bisa dipertimbangkan.
Langkah ketiga adalah mulai berinvestasi setelah arus kas sudah positif, dana darurat sudah mencukupi, dan proteksi sudah terjamin.
“Tujuan dari investasi adalah untuk mengakumulasi kekayaan atau aset sehingga nilainya semakin besar,” tambahnya.
Langkah berikutnya adalah mempersiapkan dana pensiun yang bisa berasal dari keuntungan atau hasil investasi yang telah dilakukan. Dana pensiun ini sangat krusial karena banyak orang mengalami kesulitan finansial saat memasuki usia tua.
Hal ini karena mereka sudah tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan secara rutin, sehingga ada kemungkinan mereka menjadi bergantung pada anak-anak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Terutama di Indonesia, banyak generasi muda yang harus menanggung beban orang tua, saudara, dan lainnya. Jika bisa, kita harus memutus siklus ini,” tutup Ayyi.